Pertumbuhan
Ekonomi Dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan
1.
Pengertian
Menurut Sadono Sukirno, pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi
ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin
tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain
yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha
meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi
potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi,
penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan
berorganisasi dan manajemen.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan
(lahan,kota, bisnis,masyarakat, dsb) yang berprinsip memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan, (Menurut Brundtland
Report dari PBB, (1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari
Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk
sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan
(Sugandhy, Hakim 2009).
pembangunan yang dilakukan dengan tidak menurunkan
kapasitas generasi yang akan datang, meskipun terdapat penyusutan cadangan
suberdaya alam dan memburuknya lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat
digantikan oleh sumberdaya lain baik sumberdaya manusia maupun oleh sumberdaya
kapital. Oleh karena itu untuk menjamin adanya pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, harus dicari titik keseimbangan antara kebijakan pembangunan dan
kebijakan lingkungan, sehingga akan tercapai kebijakan pembangunan ekonomi yang
benar-benar menjamin peningkatan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang.
1.
Peranan Lingkungan Dalam Perekonomian
Sering kali pembangunan tidak memperdulikan
lingkungan, akibat dari pembangunan tersebut dapat merusak lingkungan.
Lingkungan dan sumberdaya alam dianggap sebagai karunia Tuhan, sehingga
sediannya cukup berlimpah dan selalu dapat tercipta kembali. Namun dengan
semakin menggebunya pembangunan ekonomi, khususnya di Negara-negara sedang
berkembang seperti Indonesia, maka semakin banyak suberdaya alam yang diambil
atau dikuras dari alam, sehingga tersedianya semakin tipis baik itu berupa
sumberdaya alam yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui.
Selanjutnya dengan berkembangnya semua sektor dalam perekonomian, khususnya industri yang mengolah sumberdaya alam, baik itu pertanian maupun industri pengolahan, maka dikhawatirkan pembangunan itu sendiri suatu saat akan mengalami stagnasi karena tidak ada lagi sumberdaya alam yang dapat digali atau sumberdaya alam yang ada sudah semakin buruk keadaannya. Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi itu, maka laju penggunaan dan pengurasan suberdaya alam selalu bersifat eksponensial.
Untuk mengatasi itu, maka mau tidak mau harus ada
pengendalian konsumsi barang dan jasa serta pengendalian laju pertumbuhan
penduduk salah satu caranya dengan KB. Konsumsi barang dan jasa ditahan jangan
meningkatkan terlalu cepat dan kegiatan produksi maupun konsumsi jangan sampai
mencemari lingkungan, sehingga fungsi utama lingkungan menjadi terganggu.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana
pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas
pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung pembangunan berkelanjutan berargumen
bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana
pemikiran mutakhir dari pembangunan hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh,
pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan
biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber
daya keuangan yang terbatas.
Pelaksanaan program-program konvensi keanekaragaman
hayati antara lain dengan gerakan penanaman pohon secara in-situ dan ek-situ
yaitu dengan pemilihan bibit lokal atau yang akan ditanami disertai tindak
lanjut yang nyata, guna menjamin kelangsungan hidup keanekaragaman hayati
setempat. Dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pangan, obat-obatan,
masyarakat setempat harus menjadi bagian dari program-program pembangunan
daerah dalam rangka pembukaan kesempatan kerja, khususnya pada masyarakat
setempat.
1.
Industri dan Eksternalitas dalam Pembangunan
Berkelanjutan
Eksternalitas adalah Adanya dampak positif maupun
negatif yang timbul dan diterima oleh pihak lain sebagai akibat dari adanya
kegiatan suatu pihak atau suatu pelaku ekonomi. Perkembangan pada akhir-akhir
ini menunjukan bahwa banyak perusahan-perusahan besar yang terpaksa memasukkan
biaya pengolahan limbah guna mengurangi pencemaran (eksternalitas negatif
tersebut) ke dalam perhitungan biaya produksi dan sekaligus harga produk yang
dihasilkannya. Kecenderungan yang terakhir ini terjadi karena Pemerintah telah
mulai secara aktif mengeluarkan peraturan berikut sanksinya terhadap
industri-industri yang menghasilkan limbah di antaranya berupa pencabutan izin
usaha dan sankisi hukum lainnya.
1.
Pokok-pokok Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Barrow (1999) pembangunan berkelanjutan berpijak
pada pokok-pokok sebagai berikut:
- Pelestarian
keutuhan ekologis
- Perpaduan
antara pembangunan dan pelestarian lingkungan
- Pengadopsian
pandangan internasionalis (saling ketergantungan)
- Pelestarian
termanfaatkan
- Memeperhatikan
kesetaraan antar generasi, kelompok, dan spesies
- Penerapan
ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan pada pelaksanaan
pembangunan diseluruh dunia
- Pertumbuhan
ekonomi terlanjutkan
- Pengadopsian
pandangan jangka panjang dalam pembangunan
1.
Faktor Penghambat terjadinya Pembangunan Berkelanjutan
- Kontrofersi
antar negara
- Kesulitan
dalam mengubah perilaku manusia dalam berinteraksi dan mengeksploitasi
lingkungannya
- Lambatnya
kebijkan pembangunan
- Dan
lain-lain
KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pembangunan berkelanjutan (Emil Salim, 1990) bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.
Pembangunan yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari
pemerataan pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang. Menurut
KLH (1990) pembangunan (yang pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat
diukur keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu: (1) Tidak ada
pemborosan penggunaan sumber daya alam atau
depletion of natural resources;
(2) Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya; (3)
Kegiatannya harus dapat meningkatkan
useable resources ataupun replaceable resource.
Senada dengan konsep diatas, Sutamihardja (2004), menyatakan sasaran
pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya:
a.
Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar
generasi (intergeneration equity)
yang berarti
bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu
memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem
lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam yang
replaceable
dan menekankan serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam yang
unreplaceable.
b.
Safeguarding
atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin
kualitas kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang.
c.
Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata
untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan
pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan antar generasi.
d.
Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang
berkelanjutan baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter temporal)
e.
Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang
ataupun lestari antar generasi.
f.
Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar
generasi sesuai dengan habitatnya
Dari sisi ekonomi Fauzi (2004) setidaknya ada tiga alasan utama mengapa
pembangunan ekonomi harus berkelanjutan.
Pertama
menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati barang dan jasa yang
dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan sehingga secara moral perlu
untuk memperhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi
mendatang. Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya
alam yang dapat merusak lingkungan, yang dapat menghilangkan kesempatan bagi
generasi mendatang untuk menikmati layanan yang sama.
Kedua
, menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman hayati misalnya, memiliki nilai
ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu aktivitas ekonomi semestinya tidak
diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata yang
pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi.
Faktor ketiga
, yang menjadi alasan perlunya memperhatiakan aspek keberlanjutan adalah
alasan ekonomi. Alasan dari sisi ekonomi memang masih terjadi perdebatan karena
tidak diketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum memenuhi
kriteria keberlanjutan, seperti kita ketahui, bahwa dimensi ekonomi
berkelanjutan sendiri cukup kompleks, sehingga sering aspek keberlanjutan dari
sisi ekonomi ini hanya dibatasi pada pengukuran kesejahteraan antargenerasi
(intergeneration welfare maximization).
Sutamihardja (2004), dalam konsep pembangunan berkelanjutan, tabrakan
kebijakan yang memungkin dapat terjadi antara kebutuhan menggali
sumberdaya alam untuk memerangi kemiskinan dan kebutuhan mencegah terjadinya
degredasi lingkungan perlu dihindari serta sejauh mungkin dapat berjalan secara
berimbang. Pembangunan berkelanjutan juga mengharuskan pemenuhan
kebutuhan dasar bagi masyarakat dan adanya kesempatan yang luas kepada warga
masyarakat untuk mengejar cita-cita akan kehidupan yang lebih baik dengan tanpa
mengorbankan generasi yang akan datang. Pengembangan konsep pembangunan yang
berkelanjutan perlu mempertimbangkan kebutuhan yang wajar secara sosial dan
kultural, menyebarluaskan nilai-nilai yang menciptakan standar konsumsi yang
berbeda dalam batas kemampuan lingkungan, serta secara wajar semua orang mampu
mencita-citakannya. Namun demikian ada kecendrungan bahwa pemenuhan kebutuhan
tersebut akan tergantung pada kebutuhan dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi
ataupun kebutuhan produksi pada skala maksimum. Pembangunan berkelanjutan jelas
mensyaratkan pertumbuhan ekonomi ditempat yang kebutuhan utamanya belum bisa
konsisten dengan pertumbuhan ekonomi, asalkan isi pertumbuhan mencerminkan
prinsip-prinsip keberlanjutan. Akan tetapi kenyataannya aktivitas produksi yang
tinggi dapat saja terjadi bersamaan dengan kemelaratan yang tersebar luas.
Kondisi ini dapat membahayakan lingkungan. Jadi pembangunan berkelanjutan
mensyaratkan masyarakat terpenuhi kebutuahan dengan cara meningkatkan potensi
produksi mereka dan sekaligus menjamin kesempatan yang sama semua orang.
Bagaimana cara hal ini dapat dilakukan? Pemerintah tentunya memerlukan suatu
strategi kebijakan yang realistis dan dapat dilaksanakan disertai dengan system
pengendalian yang tepat. Eksploitasi sumber daya alam disarankan sebaiknya pada
sumber daya alam yang
replaceable
atau tergantikan sehingga ekosistem atau system lingkungan dapat
dipertahankan.
Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Memang diakui bahwa konsep keberlanjutan merupakan konsep yang sederhana
namun kompleks, sehingga pengertian keberlajutanpun sangat multidimensi dan
multi-interpretasi. Menurut Heal, (Fauzi, 2004). Konsep keberlanjutan ini
paling tidak mengandung dua dimensi
: Pertama
adalah dimensi waktu karena keberlanjutan tidak lain menyangkut apa yang
akan terjadi dimasa yang akan datang .
Kedua
adalah dimensi interaksi antara sistem ekonomi dan sistem
sumber daya alam dan lingkungan. Pezzey (1992) melihat aspek keberlajutan dari
sisi yang berbeda. Dia melihat bahwa keberlanjutan memiliki pengertian statik
dan dinamik. Keberlanjutan dari sisi statik diartikan sebagai pemanfaatan
sumber daya alam terbarukan dengan laju teknologi yang konstan, sementara
keberlanjutan dari sisi dinamik diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya alam
yang tidak terbarukan dengan tingkat teknologi yang terus berubah. Karena
adanya multidimensi dan multi-interpretasi ini, maka para ahli sepakat untuk
sementara mengadopsi pengertian yang telah disepakati oleh komisi
Brundtland
yang menyatakan bahwa “
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka
.” Ada dua hal yang secara implisit menjadi perhatian dalam konsep
brunland
tersebut.
Pertama,
menyangkut pentingnya memperhatikan kendala sumber daya alam dan lingkungan
terhadap pola pembangunan dan konsumsi.
Kedua
, menyangkut perhatian pada kesejahteraan
(well-being)
generasi mendatang. Hall (1998) menyatakan bahwa asumsi keberlajutan paling
tidak terletak pada tiga aksioma dasar;(1) Perlakuan masa kini dan masa
mendatang yang menempatkan nilai positif dalam jangka panjang; (2) Menyadari
bahwa aset lingkungan memberikan kontribusi terhadap
economic wellbeing
; (3) Mengetahui kendala akibat implikasi yang timbul pada aset lingkungan.
Konsep ini dirasakan masih sangat normatif sehingga aspek operasional dari
konsep keberlanjutan ini pun banyak mengalami kendala. Perman et al.,(1997)
mencoba mengelaborasikan lebih lanjut konsep keberlanjutan ini dengan
mengajukan lima alternatif pengertian: (1). Suatu kondisi dikatakan
berkelanjutan
(sustainable)
jika utilitas yang diperoleh masyarakat tidak berkurang sepanjang
waktu dan konsumsi tidak menurun sepanjang waktu
(non-declining consumption),(
2) keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola sedemikian
rupa untuk memelihara kesempatan produksi dimasa mendatang, (3) keberlanjutan
adalah kondisi dimana sumber daya alam
(natural capital stock)
tidak berkurang sepanjang waktu
(nondeclining),
(4) keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola untuk
mempertahankan produksi jasa sumber daya alam, dan (5) keberlanjutan adalah
adanya kondisi keseimbangan dan daya tahan (
resilience)
ekosistem terpenuhi. Senada dengan pemahaman diatas, Daly (1990)
menambahkan beberapa aspek mengenai definisi operasional pembangunan
berkelanjutan, antara lain:
Untuk sumber daya alam yang terbarukan : laju pemanenan harus sama dengan
laju regenerasi (produksi lestari)
Untuk masalah lingkungan : laju pembuangan limbah harus setara dengan
kapasitas asimilasi lingkungan.
Sumber energi yang tidak terbarukan harus dieksploitasi secara
quasisustainable
, yakni mengurangi laju deplesi dengan cara menciptakan energi
substitusi. Selain definisi operasional diatas, Haris (2000) melihat bahwa
konsep keberlajutan dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, (1) keberlajutan
ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan barang dan
jasa secara kontinu untuk memelihara keberlajutan pemerintahan dan menghindari
terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan
industri. (2) Keberlajutan lingkungan: Sistem keberlanjutan secara lingkungan
harus mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi sumber
daya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut
pemeliharaan keanekaraman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem
lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi. (3). Keberlajutan
sosial, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu
mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan,
gender, dan akuntabilitas politik.
STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip dasar dari
setiap elemen pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada empat komponen yang
perlu diperhatikan yaitu pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi,
dan perspektif jangka panjang.
Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus
dilandasi hal-hal seperti ; meratanya distribusi sumber lahan dan faktor
produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang
dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Namun pemerataan bukanlah
hal yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif
dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan
adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin
semakin melebar,walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek
etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah
prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan
aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu
mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.
Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa
sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa
datang. Keanekaragaman hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan
ekosistem.. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang
merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai
masyarakat dapat lebih dimengerti.
Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan
alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya
dengan memanfaatkan pengertian tentang konpleknya keterkaitanantara sistem alam
dan sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan
pembangunan yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan
yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam
kelembagaan.
Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan,.implikasi
pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini.
Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang
berbedadengan asumsi normal dalam prosedur
discounting
. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan.
Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil
keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.
PENDEKATAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Secara ideal keberlanjutan pembangunan membutuhkan pendekatan pencapaian
terhadap keberlanjutan ataupun kesinambungan berbagai aspek kehidupan yang
mencakup; keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik, serta
keberlanjutan pertahanan dan keamanan
Keberlanjutan Ekologis
Keberlanjutan ekologis adalah prasyarat untuk pembangunan dan keberlanjutan
kehidupan. Keberlanjutan ekologis akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi.
Untuk menjamin keberlanjutan ekologis harus diupayakan hal-hal sebagai berikut:
a.
Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan
dibumi tetap terjamin dan sistem produktivitas, adaptabilitas, dan pemulihan
tanah, air, udara dan seluruh kehidupan berkelanjutan. b.
Tiga aspek yang harus diperhatikan untuk memelihara integritas tatanan
lingkungan yaitu ; daya dukung, daya asimilatif dan keberlanjutan pemanfaatan
sumberdaya terpulihkan. ketiga untuk melaksanakan kegiatan yang tidak
mengganggu integritas tatanan lingkungan yaitu hindarkan konversi alam dan
modifikasi ekosistem, kurangi konversi lahan subur dan kelola dengan buku mutu
ekologis yang tinggi, dan limbah yang dibuang tidak melampaui daya
asimilatifnya lingkungan. c.
Memelihara keanekaragaman hayati pada keanekaragaman kehidupan yang
menentukan keberlanjutan proses ekologis. Proses yang menjadikan rangkaian
jasa pada manusia masa kini dan masa mendatang. Terdapat tiga aspek
keanekaragaman hayati yaitu keanekaragaman genetika, spesies, dan tatanan
lingkungan. Untuk mengkonversikan keanekaragaman hayati tersebut perlu hal-hal
berikut yaitu “menjaga ekosistem alam dan area yang representatif tentang
kekhasan sumberdaya hayati agar tidak dimodifikasikan, memelihara seluas mungkin
area ekosistem yang dimodifikasikan untuk keanekaragaman dan
keberlanjutan keanekaragaman spesies, konservatif terhadap konversi lahan
pertanian”. Pengelolaan pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan hal
penting untuk keberlanjutan ekosistem. Hal ini dapat dilaksanakan melalui :
pencegahan pencemaran lingkungan; rehabilitasi dan pemulihan ekosistem dan
sumberdaya alam yang rusak; meningkatkan kapasitas produksi dari
ekosistem alam dan binaan manusia.
Keberlanjutan Ekonomi
Keberlanjutan ekonomi dari perspektif pembangunan memiliki dua hal utama
keduanya mempunyai keterkaitan yang erat dengan tujuan aspek keberlanjutan
lainya. Keberlanjutan ekonomi makro menjamin kemajuan ekonomi secara
berkelanjutan dan mendorong efisiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan
nasional. Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi
ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan meningkatkan
pemerataan dan distribusi kemakmuran. Hal tersebut diatas dapat dicapai melalui
kebijaksanaan makro ekonomi mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi
sektor publik, mobilisasi tabungan domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi
kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat guna, ukuran sosial untuk pengembangan
sumberdaya manusia dan peningkatan distribusi pendapatan dan aset.
Keberlanjutan Ekonomi Sektoral
Penyesuaian kebijakan yang meningkatkan keberlanjutan ekonomi makro secara
jangka pendek akan mengakibatkan distorsi sektoral yang selanjutnya
mengabaikan keberlanjutan ekologis. Hal ini harus diperbaiki melalui
kebijaksanaan sektoral yang spesifik dan terarah. Oleh karena itu penting
mengindahkan keberlanjutan aktivitas dan ekonomi sektoral.
Untuk mencapai keberlanjutan ekonomi sektoral, berbagai kasus dilakukan
terhadap kegiatan ekonomi. Pertama, sumberdaya alam yang nilai ekonominya dapat
dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang
tangibble
dalam kerangka akunting ekonomi, kedua, secara prinsip harga sumberdaya
alam harus merefleksi biaya ekstaksi, ditambah biaya lingkungan dan biaya
pemanfaatannya. Pakar ekonomi harus mengidentifikasi dan memperlakukan sumber
daya sebagai sumber yang terpulih, tidak terpulihkan, dan lingkungan hidup.
Sumber yang terpulihkan seperti hutan dapat memberikan manfaat secara
berkelanjutan bila tidak memperlakukan produktivitas ekonomi sebagai fungsi
yang pasif atau jasa yang mengalir; menggunakan prinsip pengelolaan yang
berkelanjutan, sedangkan sumber yang tidak terpulihkan mempunyai jumlah
absulut dan berkurang bila dimanfaatkan. Oleh karena itu pada kondisi seperti
ini konsep
sustainable yeild
tidak boleh diterapkan. Pembangunan berkelanjutan dalam konteks sumberdaya
yang tidak dapat dipulihkan berarti: pemanfaatan secara efisien sehingga
dapat dimanfaatkan oleh generasi masa mendatang dan diupayakan agar dapat
dikembangkan substitusi dengan sumberdaya terpulihkan; membatasi dampak
lingkungan pemanfaatannya sekecil mungkin, karena sumberdaya lingkungan adalah
biosfer, secara menyeluruh sumberdaya ini tidak menciut akan tetapi berpariasi
sesuai dengan kualitasnya
Keberlanjutan Sosial Budaya
Secara menyeluruh keberlanjutan sosial dan budaya dinyatakan dalam keadilan
sosial, harga diri manusia dan peningkatan kualitas hidup seluruh manusia.
Keberlanjutan sosial dan budaya mempunyai empat sasaran yaitu: a.
Stabilitas penduduk yang pelaksanaannya mensyaratkan komitmen politik yang
kuat, kesadaran dan partisipasi masyarakat, memperkuat peranan dan status
wanita, meningkatkan kualitas, efektivitas dan lingkungan keluarga.
b.
Memenuhi kebutuhan dasar manusia, dengan memerangi kemiskinan dan
mengurangi kemiskinan absolut. Keberlanjutan pembangunan tidak mungkin tercapai
bila terjadi kesenjangan pada distribusi kemakmuran atau adanya kelas sosial.
Halangan terhadap keberlajutan sosial harus dihilangkan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Kelas sosial yang dihilangkan dimungkinkannya untuk
mendapat akses pendidikan yang merata, pemerataan pemulihan lahan dan
peningkatan peran wanita. c.
Mempertahankan keanekaragaman budaya, dengan mengakui dan menghargai sistem
sosial dan kebudayaan seluruh bangsa, dan dengan memahami dan menggunakan
pengetahuan tradisional demi manfaat masyarakat dan pembangunan ekonomi. d.
Mendorong pertisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan.
Beberapa persyaratan dibawah ini penting untuk keberlanjutan sosial yaitu :
prioritas harus diberikan pada pengeluaran sosial dan program diarahkan untuk
manfaat bersama, investasi pada perkembangan sumberdaya misalnya
meningkatkan status wanita, akses pendidikan dan kesehatan, kemajuan
ekonomi harus berkelanjutan melalui investasi dan perubahan teknologi dan harus
selaras dengan distribusi aset produksi yang adil dan efektif, kesenjangan
antar regional dan desa, kota, perlu dihindari melalui keputusan lokal tentang
prioritas dan alokasi sumber daya.
Keberlanjutan Politik
Keberlanjutan politik diarahkasn pada respek pada human right, kebebasan
individu dan sosial untuk berpartisipasi dibidang ekonomi, sosial dan politik,
demokrasi yang dilaksanakan perlu memperhatikan proses demokrasi yang
transparan dan bertanggungjawab, kepastian kesedian pangan, air, dan
pemukiman.
Keberlanjutan Pertahanan dan Keamanan.
Keberlanjutan keamanan seperti menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman
dan gangguan baik dari dalam dan luar yang langsung dan tidak langsung yang
dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan negara dan bangsa perlu
diperhatikan.
PARADIGMA KEBERLANJUTAN YANG DITAWARKAN
Sebagai konsep sederhana namun mencakup dimensi yang cukup luas, pencarian
konsep keberlanjutan yang memenuhi harapan semua pihak akan terus berjalan.
Pengembangan konsep dan model-model yang telah ada diharapakan akan selalu
muncul. Oleh karena itu pada makalah ini ditawarkan model keberlanjutan melalui
multikreteria analisis dampak lingkungan. Dengan memperhatikan fenomena yang
ada maka perubahan paradigm keberlanjutan hendaknya mempertimbangkan aspek
berikut : 1.
Perilaku generasi kini tidak dapat sepenuhnya menentukan perilaku generasi
mendatang. 2.
Generasi mendatang harus dipastikan memperoleh paling tidak tingkat
konsumsi minimum. 3.
Pergerakan harga sumberdaya alam dan hak kepemilikan terhadap konsumsi
dimasa mendatang harus ditentukan untuk menghindari eksploitasi yang
berlebihan terhadap sumber daya alam masa kini. 4.
Dalam situasi pasar tidak berfungsi, diperlukan intervensi non pasar. 5.
Intervensi yang benar merupakan strategi yang penting untuk menjaga
keberlanjutan. Hal ini sesuai dengan dengan perkembangan lain yang sedang
menjadi pemikiran dalam pengukuran keberlanjutan yaitu mempertimbangkan bentuk
capital yang lain, yakni
social capital
(Pearrce dan Barbier,2000 Faucheux dan O’ Connor,2001) yang
menyatakan bahwa social kapital berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi
karena faktor-faktor berikut :
Arus informasi akan lebih cepat bergerak antar agen ekonomi jika
social capital
cukup baik.
Kepercayaan
(trust)
yang menjadi komponen utama
social capital
akan mengurangi biaya pencarian informasi sehingga mengurangi biaya
transaksi.
Social capital
yang baik akan mengurangi kontrol pemerintah sehingga pertukaran
ekonomi lebih efisien. Disisi lain, social capital juga dapat memberikan
kontribusi terhadap perkembangan
natural capital
dengan cara:
Mengurangi eksternalitas, karena dengan adanya social capital setiap agen
ekonomi harus berpikir dalam melakukan aktivitas yang dapat memberikan dampak
negatif terhadap pihak lain.
Mengurangi tingkat
discount rate
yang tinggi, karena social capital yang baik akan memungkinkan pembagian
resiko sehingga ketidakamanan individu
(individu insecuruty)
dapat dikurangi.
Memecahkan resiko yang yang ditimbulkan oleh sifat
common property
sumber daya alam karena social capital yang kuat akan mengurangi runtuhnya
system pengelolaan sumber daya alam. Selain beberapa pemikiran diatas, konsep
operasional keberlanjutan masih akan terus berkembang. Namun demikian,
dengan memahami esensi dasar seperti yang telah
dijelaskan dalam tulisan ini hendaknya kita akan lebih mudah mengikuti
perkembangan konsep keberlanjutan dimasa-masa yang akan datang.
KESIMPULAN
Keberlanjutan bukanlah merupakan konsep yang sederhana malainkan komplek,
karena dalam operasionalnya banyak hal yang perlu diperhatikan dan saling
berkaitan. Oleh karena pemahaman pembangunan berkelanjutan penting ditingkatkan
terutama bagi pengambil kebijakan baik skala makro maupun mikro guna
mencapai tujuan pembangunan. Untuk memahami konsep pembangunan berkelanjutan
tersebut, maka dalam aplikasi atau penerapannya dibutuhkan landasan konsep atau
teori yang dapat dijadikan acuan dalam menuju arah pembangunan, oleh karena itu
pada makalah ini penulis telah mencoba mendalami dan menggambarkan berbagai
konsep dan pertimbangan-pertimbangan aspek keberlanjutan guna membantu
mengidentifikasi dan memformulasikan berbagai strategi, guna menjadi acuan
dalan mencapai tujuan pembangunan, khusus di Indonesia. Dalam membangun
paradigma pembangunan berkelanjutan, hendaknya memperhatikan aspek berikut : 1.
Perilaku generasi kini tidak dapat sepenuhnya menentukan perilaku generasi
mendatang. 2.
Generasi mendatang harus dipastikan memperoleh paling tidak tingkat
konsumsi minimum. 3.
Pergerakan harga sumberdaya alam dan hak kepemilikan terhadap konsumsi
dimasa mendatang harus ditentukan untuk menghindari eksploitasi yang
berlebihan terhadap sumber daya alam masa kini. 4.
Dalam situasi pasar tidak berfungsi, diperlukan intervensi non pasar. 5.
Intervensi yang benar merupakan strategi yang penting untuk menjaga
keberlanjutan. 6.
Dan yang lebih penting untuk menjaga tetap terjadi keberlajutan dalam
pembangunan dibutuhkan komitmen pemerintah dalam menentukan arah dan kebijakan
pembangunan baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
No comments:
Post a Comment