Monday, April 11, 2016

proposal skripsi “Dampak Pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan jumlah kemiskinan di provinsi Aceh”.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
   Salah satu ukuran kemajuan ekonomi yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah.
Paradigma pembangunan ekonomi, khususnya yang berkembang saat ini selalu mengacu pada pertumbuhan ekonomi, sehingga fokus pembangunan ekonomi nasional pun mengacu pada usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya. Walaupun dampak dari pertumbuhan ekonomi ini secara teori mampu mengurangi angka kemiskian, akan tetapi pertumbuhan bukanlah jaminan penuntasan masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Menanggulangi  dan menentaskan kemiskinan bukanlah usaha yang mudah dan sederhana, tetapi harus dilakukan dengan perencanaan yang  terintegrasi dan terkoordinir dengan baik dengan bermacam macam kebijakan yang harus tercermin dalam setiap kebijakan pemerintah  dan dilakukan secara bersama sama oleh pemerintah dan masyarakat  dalam waktu yang relatif  panjang dan berkelanjutan.
Kemiskinan di kota Banda Aceh saat ini merupakan masalah yang serius. Banyaknya pengemis dan rumah-rumah kumuh dipinggiran-pinggiran kota yang terlihat selama ini dapat memberikan gambaran bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini belum dapat mengatasi masalah tersebut. Namun untuk menyimpulkan pengaruh pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini dan dampaknya terhadap jumlah penduduk miskin di kota Banda Aceh dibutuhkan sebuah penelitian yang mendalam dan sistematis. Untuk menjawab permasalahan diatas, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Dampak Pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan jumlah kemiskinan di provinsi  Aceh”.



1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang dikemukakan dalam penulisan ini adalah:
  1. Apakah terdapat pengaruh yang positif antara pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di kota Banda Aceh?
  2. Bagaimana upaya Pemerintah  Aceh dalam mengurangi jumlah penduduk miskin?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:
  1. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan kemiskinan di Kota Banda Aceh
  2. Upaya pemerintah  Aceh dalam mengurangi jumlah penduduk miskin
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.      Hasil penelitian ini memberikan wawasan dan pengetahuan yang berguna bagi penulis untuk memperdalam pemahaman disiplin ilmu ekonomi
2.      Memberikan masukan dan saran kepada pihak-pihak yang terkait yang menangani masalah kemiskinan
3.      Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang lain.

1.5 Anggapan Dasar
            Anggapan dasar dari suatu penelitian dimaksudkan untuk memberikan arah dan titik pangkal bagi pelaksanaan suatu penelitian yang menjadi tumpuan dan pandangan dalam segala kegiatan yang dihadapi. Dengan kata lain anggapan dasar merupakan pegangan segala pandangan atau kegiatan terhadap masalah yang akan diteliti. Berdasarkan teori-teori yang ada, yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi jumlah penduduk miskin.

1.6 Hipotesis
            Perumusan hipotesis pada suatu penelitian amat penting sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang di teliti, dalam hal ini Arikunto (2002:64) mengemukakan bahwa ”hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”
            Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah ” Terdapat pengaruh yang positif  pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin di kota Banda Aceh”.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1  Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
            Pertumbuhan ekonomi menurut Kunarjo (2003:88) ”adalah situasi yang menggambarkan produk domestik bruto per kapita suatu negara yang mengalami peningkatan”. Para ekonom lainya seperti Nanga (2001:273) mengungkapkan ”secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa”.
Pertumbuhan ekonomi lebih menunjukkan pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif dan biasanya diukur dengan data produk domestik bruto GDP). Produk domestik bruto adalah total nilai pasar dari barang-barang akhir dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (Nanga 2001:274).
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi
·         Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
·         Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.


2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
faktor utama dari pertumbuhan ekonomi adalah (1) akumulasi modal (2) pertumbuhan penduduk, dan (3) kemajuan-kemajuan di bidang tekhnologi (Todaro, 1995:158).  Pertumbuhan ekonomi dihasilkan dari interaksi-interaksi faktor-faktor produksi.  Output barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian bergantung pada kuantitas input yang tersedia seperti kapital dan tenaga kerja, dan produktifitas dari input tersebut.
Sukirno (2005:448) mengemukakan mengenai faktor-faktor yang akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi:
1.      Peranan sistem pasaran bebas.
Sistem mekanisme pasar akan mewujudkan kegiatan ekonomi yang efesien dan pertumbuhan ekonomi yang teguh. Oleh sebab itu pemerintah tidak perlu melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Fungsi pemerintah perlulah dibatasi kepada menyedikan fasilitas-fasilitas yang menggalakkan perkembangan kegiatan pihak swasta, menyediakan infrastruktur, mengembangkan pendidikan dan menyediakan pemerintah yang efesien adalah beberapa langkah yang akan membantu pihak swasta.
2.      Perluasan Pasar
Perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan produksi dengan tujuan untuk menjualnya kepada masyarakat dan mencari untung. Semakin luas pasaran barang dan jasa, semakin tinggi tingkat produksi dan tingkat kegiatan ekonomi. Pentingnya juga pasaran luar negeri dalam mengembangkan kegiatan di dalam negeri.
3.      Spesialisasi dan kemajuan tekhnologi
Perluasan pasar, dan perluasan kegiatan ekonomi yang digalakkannya, akan memungkinkan spesialisasi dalam kegiatan ekonomi. Seterusnya spesialisasi dan perluasan kegiatan ekonomi akan menggalakkan perkembangan tekhnologi dan produktivitas meningkat. Kenaikan produktivitas akan menaikkan pendapatan pekerja dan kenaikan ini akan memperluas pasaran. Keadaan ini akan mengembangkan spesialisasi. Siklus ini akan mengakibatkan perekonomian terus berkembang.
2.3 Pengertian Kemiskinan
            Hall dan Midgley (2004:14), menyatakan kemiskinan dapat didefenisikan sebagai kondisi deprivasi materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan yang layak, atau kondisi di mana individu mengalami deprivasi relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam masyarakat
Menurut Friedmann, (1979: 101). kemiskinan didefenisikan sebagai ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Basis kekuasaan sosial meliputi (tidak terbatas pada) modal yang produktif atau assets (misalnya tanah, perumahan, peralatan, kesehatan, dan lainnya) sumber-sumber keuangan, organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama, jaringan social untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang; pengetahuan, keterampilan yang memadai dan informasi yang berguna.
Syaifuddin (2007:32), membagi cara berpikir yang memandang kemiskinan sebagai gejala absolut; dan, sebagai gejala relatif. Cara berfikir (model) mengenai kemiskinan sebagai gejala absolut memandang kemiskinan sebagai kondisi serba berkekurangan materi, hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki sarana untuk mendukung kehidupan sendiri. Cara pandang relativistik ini terdiri atas dua cara pandang, yakni cara pandang (model) kebudayaan, dan cara pandang (model)
Structural.
Secara umum definisi-definisi tentang kemiskinan di atas menggambarkan kemiskinan sebagai kondisi seseorang atau suatu keluarga berada dalam keadaan kekurangan dan atau ketidaklayakan hidup menurut standar-standar tertentu, ketidakmampuan atau keterbatasan fisik manusia, ketiadaan atau kekurangan akses dalam memperoleh pelayanan minimal dalam berbagai bidang kehidupan, serta sulit atau kurang memperoleh akses dalam proses-proses pengambilan kebijakan.
2. 4 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan
Mankiw (1995:158). Dengan adanya pertumbuhan ekonomi berarti terdapat peningkatan produksi sehingga menambah lapangan pekerjaan yang pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan.
Sukirno (1999:25) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi pengurangan kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya (sufficient condition) ialah bahwa pertumbuhan tersebut efektif dalam mengurangi kemisknan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaknya menyebar disetiap golongan pendapatan, termasuk golongan penduduk miskin (growth with equity).
            Syaifuddin (2007:35) mengatakan bahwa pertumbuhan pada sektor jasa di pedesaan menurunkan kemiskinan disemua sektor dan lokasi. Namun pertumbuhan jasa di perkotaan memberikan nilai elastisitas kemiskinan yang tinggi dari semua sector kecuali pertanian perkotaan. Selain itu pertumbuhan pertanian dipedesaan memberikan dampak yang besar terhadap penurunan kemiskinan disektor pertanian pedesaan, yang merupakan kontributor terbesar kemiskinan di Indonesia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini lebih kurang 3 bulan. Lokasi penelitian ini dipusatkan di Banda Aceh. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Dinas Sosial provinsi  Aceh.

3.2 Objek dan subjek Penelitian
            Penelitian ini merupakan bentuk penelitian makro ekonomi sehingga data yang di peroleh adalah data kuantitatif. Objek penelitian adalah data tentang besarnya  pertumbuhan ekonomi dan jumlah kemiskinan di provinsi Aceh. Subjek penelitian adalah pihak yang dijadikan sumber untuk memperoleh data, yaitu Badan Pusat Statistik dan Dinas Sosial provinsi Aceh.

3.3 Tekhnik pengumpulan data
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan adalah mencari informasi-informasi tambahan melalui buku-buku, literatur, journal dan sumber-sumber lainnya untuk mendukung hasil penelitian ini. Study ini diperlukan sebagai pembanding data yang diperoleh dengan  penelitian dan informasi yang telah ada sebelumnya.
2.  Penelitan Lapangan
a.       Observasi
Observasi yaitu kegiatan pengumpulan data di lapangan dengan cara melihat langsung dan mengamati objek penelitian
b.      Dokumentasi
Dokumentasi yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan juga termasuk juga buku-buku tertulis. Untuk memperoleh data mengenai kemiskinan yang ada di provinsi Aceh dan berapa besarnya laju pertumbuhan ekonomi maka datanya dapat diperoleh melalui lembaga-lembaga terkait.

3.4 Definisi Operasional Variabel
            Operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
  1. Pertumbuhan ekonomi adalah tingkat kenaikan persentase pendapatan nasional.
  2. Kemiskinan adalah kondisi dimana manusia berada pada kondisi dibawah standar rata-rata kesejahteraan masyarakat.

3.5 Tekhnik Analisa Data
            Setelah data-data terkumpul, data tersebut kemudian di analisis dengan menggunakan Analisis Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana memperkirakan satu variabel terikat berdasarkan satu variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu besarnya jumlah kemiskinan dan variabel bebas adalah besarnya laju pertumbuhan ekonomi.
Jumlah penduduk miskin diberi notasi (Y) dan variabel bebasnya pertumbuhan ekonomi diberi notasi (X). Sehingga bentuk hubungan yang dicari adalah regresi Y atas X.  Persamaan matematisnya menurut Sudjana (2002:315) adalah:
Koefesien  a dan b dapat dihitung berdasarkan hasil pengamatan terhadap X dan Y. Artinya dengan memasangkan tingkat kemiskinan (X) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi (Y). Rumus untuk menghitung koefesien a dan b adalah sebagai berikut:
   

Pengujian hipotesis
Selanjutnya menguji hipotesis diterima atau tidak maka diuji dengan menggunakan rumus statistik yang dikemukakan oleh sudjana (2002:325):
           
            Adapun rumusan hipotesisnya adalah :
H1 = terdapat pengaruh yang positif pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin di provinsi Aceh
H0 = tidak terdapat pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin di provinsi Aceh
            Dimana t = hasil hitung distribusi dari koefesien regresi dengan derajat kebebasan dk = (n-2) sedangkan n adalah subjek yang di teliti. Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan taraf signifikan = 0,05 kaedah keputusannya:
H1 : diterima apabila t hitung > t tabel pada = 0,01
H1 : ditolak apabila t hitung < t tabel  pada =0,01







DAFTAR ISI

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Hall, Anthony dan James Midgley, (2004), Social Policy for Development, London : Sage Publications Ltd

Friedmann, John (1979), Urban Poverty in Latin America, Some Theoritical Considerations, dimuat dalam: Development Dialogue, Vol.1, Upsala, Dag Hammarskjold Foundation.

Mankiw, N.Gregory (2000). Teori Makro Ekonomi.Jakarta: Erlangga
Sukirno, Sadono (1999), Makro Ekonomi, PT. Raja Grafika Persada, Jakarta
Sudjana (2002), Metode Statistika. Bandung:Taksito Bandung
Syaifuddin, A Fedyani (2007). Integrasi Sosial Golongan Miskin di Perkotaan: Pendekatan Kualitatif Mengenai Kemiskinan, Kertas Kerja dalam Workshop GAPRI

Supranto, J (2000). Statistik teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga
Kunarjo, (2003). Glossarium Ekonomi. Jakarta: Rineka Cipta
Nanga, Muana (2005) Makro Ekonomi (Teori, Masalah dan Kebijakan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada



No comments:

Post a Comment