Tuesday, April 5, 2016

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI bahan makalah



KONSEP DASAR 
SISTEM INFORMASI

Pengertian Sistem
Menurut Abdul Kadir, pengertian sistem adalah :
“Sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.” 
Munurut Moekijat, sistem didefinisikan sebagai berikut : 
“Kumpulan bagian-bagian yang saling mempengaruhi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.” 

Menurut Jogiyanto HM, Akt., MBA, Ph.D., pengertian sistem adalah:
“Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul  bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran  tertentu” 

Dari definisi sistem diatas dapat disimpulkan bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling mempengaruhi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Konsep Dasar Informasi
Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya” 
Menurut Dada Umar Daihani informasi adalah :
“Kumpulan dari fakta, statistic, dan lain-lain yang memiliki makna.” 
Jadi dari dua definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah diolah dan dapat bermanfaat bagi penerimanya serta dapat dipakai sebagai pendukung pengambilan keputusan
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi.

Pengertian Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto HM, Akt., MBA, Ph.D., pengertian sistem informasi  adalah :
“Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. 
Menurut GoergeBodnar dan William S. Hopwood, sistem informasi adalah :
“Kumpulan sumberdaya sepereti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi” 
Jadi dari dua definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sistem informasi adalah rangkaian beberapa unsur yang kemudian diproses secara bersama-sama yang kemudian didistribusikan kepada pemakai.

Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Prinsip-prinsip pengembangan sistem :
Peranan user dalam kesuksesan pengembangan sistem sangat diperlukan
Metodologi harus menggunakan pendekatan Problem Solving untuk    membangun suatu sistem :
Mempelajari dan mengerti masalah
Mendefinisikan keperluan untuk mencari pemecahan yang terbaik
Mendesain / implementasi pemecahan
Melakukan observasi dan evaluasi pengaruh / dampak pemecahan dan memperbaikinya
Menyusun tahapan dan aktifitas yang akan dilakukan
Membuat standart untuk konsistensi pengembangan dan dokumentasi yang meliputi aktifitas, tanggung jawab, keperluan dan petunjuk dokumentasi, pengecekan kualitas
Desain untuk pengembangan dan perubahan sistem yang berhubungan dengan keperluan user dan biaya agar fleksibel dan menyesuaikan sistem yang akan diciptakan dapat juga menggunakan teknik dan alat bantu pengembangan sistem untuk mengantisipasi pengembangan dan perubahan tersebut.



PERANCANGAN SISTEM 
(SYSTEM DESIGN)

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam merancang atau mendesain suatu sistem antara lain :
1. Analisa Masalah
Tahap ini adalah tahap pendefinisan masalah atau pengumpulan masalah-masalah yang ada dalam sistem yang ada. Sehingga dari daftar masalah-masalah yang ada dapat diketahui kebutuhan dari sistem tersebut. Serta dapat menentukan usulan-usulan sistem yang akan ditawarkan.

2.  IOFC (Information Oriented FlowChart)
Information Oriented FlowChart adalah diagram yang terdiri atas kolom-kolom (menunjukan subyek yang bersangkutan) untuk melacak aliran data. IOFC mengidentifikasi data input dan menggambarkan aliran data selanjutnya sampai didapat informasi sebagai output. Hal ini dilakukan dengan cara menjelaskan secara spesifik kegiatan yang sedang dilakukan. IOFC  tidak menjelaskan sebuah proses operasi, oleh karena itu simbol untuk dokumen lebih diutamakan dalam penggunaan IOFC. Untuk memudahkan dalam pembutan IOFC atau untuk memudahkan penbacaannya maka ada cara-cara sebagai berikut :
1. Gunakan simbol yang sederhana
2. Perthankan tingkat keterperincian pada diagram-diagram
3. Perhatikan penggunaan hirarki diagram, sebuah diagram berada pada tingkat tinggi dan tingkat keterperincian yang berturut-turut diperlihatkan didalam diagram-diagram yang memperluas simbol-simbol kedalam diagram-diagram tingkat lebih tinggi.
4. Lambangkan diagram agar sesuai dengan pembaca
5. Buat stramdart atau gunakan yang terorganisasi
Adapun tujuan dari penggunaan IOFC adalah :
1. Memperlihatkan seluruh input, file utama dan uotput dari sistem
2. Untuk prosedur manual terutama dalam sistem pengelolahan transaksi karena sebagaian besar dokumen adalah salah satu bagian aliran sistem. Prosedur manual tersebut memperlihatkan asal-usul, pengelolahan dan tujuan akhir dokumen-dokumen tersebut. Berikut ini : adalah simbol-simbol IOFC :
Simbol Keterangan

Line/Flow
Digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan yang lain dan untuk menggambarkan aliran data.

Disk
Simbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk

Punched Card
Simbol yang menyatakan input berasal dari katu atau output ditulis ke kertas

Manual Input/Keyboard
Simbl untuk pemasukan data secara manual melalui keyboard

Display
Simbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layer, plotter, printer dan lain sabagainya

Manual Process
Simbol yang menunjukan pengelolahan yang tidak dilakukan dengan komputer

Decision
Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban./aksi

Magnetic Tape
Simbol yang menyatakan input berasal dari pita megnetik atau output ditulis ke kartu

Document
Simbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau di cetak ke kertas

Off Line Storage
Simbol untuk menunjukan bahwa data didalam simbol ini akan disimpan

Connector
Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar yang sama

Off Line Connector
Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar yang lain
Tabel 2.1.  Simbol-simbol IOFC
3.  Context Diagram
Diagram Konteks merupakan pola penggambaran yang berfungsi untuk memperlihatkan interaksi sistem informasi tersebut dengan lingkungannya dimana sistem tersebut di tempatkan.  Context Diagram menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem yaitu :
a). Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana sistem kita melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.
b). Data masuk, data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus diproses dengan cara tertentu.  
c)  Data keluar, data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia luar.
d) Penyimpanan data (data store) yang digunakan secara bersama antara sistem kita  dengan terminator. Data ini dapat dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh sistem kita. Hal ini berarti pembuatan simbol data store dalam context diagram dibenarkan, dengan syarat simbol tersebut merupakan bagian dari dunia luar sistem.
e)  Batasan dari sistem kita dan lingkungan (rest of the world) Context diagram dimulai penggambarannya dengan terminator, aliran data, aliran kontrol, penyimpanan dan proses tunggal yang 
menggambarkan keseluruhan sistem. Komponen yang terdapat dalam context diagram yaitu:
1) Sistem
Komponen ini digambarkan dalam bentuk satu lingkaran dan diberi nama yang mewakili sistem secara keseluruhan.
2)   Terminator
Komponen ini digambarkan dalam bentuk persegi panjang dan berkomunikasi langsung dengan sistem melalui aliran data dan tidak boleh ada komunikasi langsung antar terminator.
3)   Aliran
Aliran dalam context diagram memodelkan masukan ke sistem dan keluaran dari sistem. Aliran data hanya digambarkan jika diperlukan untuk mendeteksi kejadian dalam lingkungan dimana sistem harus memberikan respon atau membutuhkan data untuk menghasilkan respon, aliran data juga dibutuhkan untuk menggambar transportasi antara sistem dan terminator. Aliran digambarkan menggunakan anak panah menuju ke sistem atau dari sistem.
Berikut ini adalah simbol-simbol dalam merancang Context Diagram :

Simbol Uraian

Gambar lingkaran menunjukkan proses dari sistem pada Context Diagram.

Gambar anak panah menunjukkan konektor atau penghubung anatr entitas dan aliran data

Gambar kotak persegi menunjukkan entitas pada Context Diagram.
Tabel 2.2.  Simbol-simbol Context Diagram





4.  Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.  
DFD menggambarkan penyimpanan data dan proses yang mentransformasikan data.  DFD menunjukkan hubungan antara data pada sistem dan proses pada sistem. Berikut ini adalah simbol-simbol dalam merancang DFD :  
Simbol Keterangan

Merepresentasikan sumber data (Entity).


Merepresentasikan aliran data.

Merepresentasikan transformasi / proses aliran data (sistem).

Merepresentasikan tempat untuk menyimpan data (file).
Tabel 2.3.  Simbol-simbol DFD









5.  Entity Relationship Diagram (ERD)
Ada beberapa catatan mengenai pemodelan data.  Model yang aktual disebut entity relationship diagram (ERD).  Karena model ini menjelaskan data dalam konteks entitas dan hubungan yang digambarkan oleh data tersebut.
Elemen-elemen ERD adalah sebagai berikut:
Simbol Keterangan Keterangan
Entity

Adalah suatu obyek yang dapat di identifikasi dalam lingkungan pemakai Entity dapat berupa orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam.
Atribu Adalah merupakan data elemen / data item, data field yang menggambarkan suatu entity. Atribut dibagi menjadi dua yaitu:
1. Simple attribute, misalnya kode tamu.
2.Composite atribute, misalnya nama tamu
Relationship

Menggambarkan hubungan antara dua atau lebih entity
Tabel 2.4.  Simbol-simbol ERD

Bila data dinormalkan dan informasi dipindah dari satu tabel ke tabel yang lain harus ada cara menghubungkan kedua tabel tersebut. Hubungan tersebut terbentuk dengan menggunakan kunci data yang bersifat unik. Dalam hubungan antar tabel dikenal ada dua kunci penghubung, yaitu:
a. Primary Key (Kunci Utama)
Satu atribut/field atau satu set atribut yang mengidentifikasi secara unik suatu kejadian yang spesifik pada entity.
b. Foreign Key (Kunci Tamu)
Satu atribut atau satu set atribut yang melengkapi suatu hubungan yang menunjukkan ke entity induknya. Kunci tamu berada pada entity anak.
5.2.  Hubungan antara entity:
a. Relasi one to one
Menggambarkan hubungan satu ke satu, yaitu satu record pada entity  pertama berhubungan dengan satu recod pada entity kedua atau sebaliknya.

Gambar 2.1.  Relasi One to one
b. Relasi one to many
Menggambarkan hubungan satu ke banyak, yaitu satu record pada entity pertama berhubungan dengan banyak record pada entity kedua atau sebaliknya.

Gambar 2.2.  Relasi One to many
c.   Relasi many to many
Menggambarkan hubungan banyak ke banyak, yaitu lebih dari satu record pada entity pertama berhubungan dengan lebih dari satu record pada entity kedua atau sebaliknya. 
Dibutuhkan associative entity atau entity perantara yang berisi atribut/field kunci dari masing-masing entity.

Gambar 2.3.  Relasi Many to many

6.  FlowChart
Pengertian flowchat adalah:
“A graphic representation of a program in which symbols represent logical steps and flowlines define the sequence of those steps. Used to design new programs, and to document existing programs.”
(Suatu representasi atau penyajian secara grafis suatu program dimana lambang menghadirkan langkah-langkah logis dan jalurnya menggambarkan urutan langkah-langkah itu semua. digunakan untuk mendisain program baru, dan ke dokumen program ada). 
Pengertian flowchart adalah:
“A graphical representation of an algorithm.”
(Suatu penyajian grafis dari suatu algoritma). 
Dari dua pengertian flowchart tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud flowchart adalah gambaran urutan kerja sistem dengan menggunakan simbol-simbol tertentu dari suatu algoritma yang digambarkan dalam bentuk tabel yang terpecah atas jalur-jalur berdasarkan entity.
Simbol-simbol flowchart hampir sama dengan simbol-simbol IOFC.
7. Konsep Database
Pengertian Database
Database merupakan komponen terpenting dalam pembangunan Sistem Informasi, karena menjadi tempat untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem, sehingga dapat dieksplorasi untuk menyimpan informasi-informasi dalam berbagai bentuk.  Database merupakan himpunan  kelompok data yang saling berkaitan.  Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar tidak terjadi duplikasi yang tidak perlu, sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah untuk menghasilkan informasi.  Database yang dibentuk diharapkan memiliki sifat-sifat antara lain: 
a) Efisien dan efektif dalam pengorganisasiannya, artinya untuk menambah, menyisipkan, atau menghapus data dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana.
b) Bebas redudansi, meskipun pada batas-batas tertentu yang dapat ditolerir, redudansi juga diperbolehkan, misalnya untuk mengurangi kompleksitas dan penulisan program.
c) Fleksibel, artinya database dapat diakses dengan mudah, dinamis dan tidak bergantung sepenuhnya pada aplikasi-aplikasi tertentu.
d) Sistem database yang apat diakses secara bersama dalam lingkungan jaringan sehingga mendukung penggunaan bersama dalam distribusi data.











Tingkatan Data
Dalam tingkatannya data diklasifikasikan dari tingkatan yang terbesar adalah seperti digambarkan dalam gambar di bawah ini :


Karakter
Karakter merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter, numerik, hurf ataupun kerakter- kerakter khususyang membentuk suatu items data(fields).
Record
Kumpulan dari data yang saling berhubungan membentuk suatu data. Jadi saru record mewakili satu data.
Data Items
Suatu fields menggambarkan suatu atribut dari record-record yang menunjukan suatu item dari data misalnya Kode Pegawai, Nama Pegawai dan sebagainya.
File/Tabel
Kumpulan dari record-record yang sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama, atribut yang sama namun berbeda data valuenya.
Database
Telah dijelaskan diatas.



















Perdagangan Susu Indonesia
Dalam peta perdagangan internasional produk-produk susu, saat ini Indonesia berada pada posisi sebagai net-consumer. Sampai saat ini industri pengolahan susu nasional masih sangat bergantung pada impor bahan baku susu. Jika kondisi tersebut tidak dibenahi dengan membangun sebuah sistem agribisnis yang berbasis peternakan, maka Indonesia akan terus menjadi negara pengimpor hasil ternak khususnya susu sapi.
Dilihat dari sisi konsumsi, sampai saat ini konsumsi masyarakat Indonesia terhadap produk susu masih tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 8 liter/kapita/tahun itu pun sudah termasuk produk-produk olahan yang mengandung susu. Konsumsi susu negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dan Singapura rata-rata mencapai 30 liter/kapita/tahun, sedangkan negara-negara Eropa sudah mencapai 100 liter/kapita/tahun. Seiring dengan semakin tingginya pendapatan masyarakat dan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, dapat dipastikan bahwa konsumsi produk-produk susu oleh penduduk Indonesia akan meningkat.
Perkiraan peningkatan konsumsi tersebut merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik. Produksi susu segar dan produk-produk derivatnya seharusnya dapat ditingkatkan. Kondisi produksi susu segar Indonesia saat ini, sebagian besar (90%) dihasilkan oleh usaha rakyat dengan skala usaha 2-3 ekor sapi perah per peternak. Skala usaha ternak sekecil ini jelas kurang ekonomis karena keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan susu hanya cukup untuk memenuhi sebagian kebutuhan hidup. Dari sisi produksi, dengan demikian, kepemilikan sapi perah per peternak perlu ditingkatkan. Menurut manajemen modern sapi perah, skala ekonomis bisa dicapai dengan kepemilikan minimal 10 ekor sapi per peternak.
Dari sisi kelembagaan, sebagian besar peternak sapi perah yang ada di Indonesia merupakan anggota koperasi susu. Koperasi tersebut merupakan lembaga yang bertindak sebagai mediator antara peternak dengan industri pengolahan susu. Koperasi susu sangat menentukan posisi tawar peternak dalam menentukan jumlah penjualan susu, waktu penjualan, dan harga yang akan diterima peternak. Peranan koperasi sebagai mediator perlu dipertahankan. Pelayanannya perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas SDM koperasi serta memperkuat networking dengan industri-industri pengolahan. Adaptasi kelembagaan contract farming akan sangat membatu terwujudnya upaya ini.
Terkait dengan agribisnis susu, pada tahun 1983 Pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yaitu Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi. Dalam SKB tersebut industri pengolah susu diwajibkan menyerap susu segar dalam negeri sebagai pendamping dari susu impor untuk bahan baku industrinya. Proporsi penyerapan susu segar dalam negeri ditetapkan dalam bentuk rasio susu yaitu perbandingan antara pemakaian susu segar dalam negeri dan susu impor yang harus dibuktikan dalam bentuk ”bukti serap” (BUSEP). BUSEP tersebut bertujuan untuk melindungi peternak dalam negeri dari persaingan terhadap susu impor. Namun dengan adanya Inpres No 4 Tahun 1998 yang merupakan bagian dari LoI yang ditetapkan oleh IMF, maka ketentuan pemerintah yang membatasi impor susu melalui BUSEP menjadi tidak berlaku lagi, sehingga susu impor menjadi komoditi bebas masuk. Persoalan di industri hilir pun ada, misalnya tarif BM yang tidak harmonis antara produk susu (5%) dengan bahan baku lain seperti gula (35%) dan kemasan (5%-20%). Guna meningkatkan pangsa pelaku pasar domestik dalam pasar susu segar Indonesia, BUSEP perlu diberlakukan kembali dan tarif BM produk susu perlu peninjauan kembali.
Kekurangan produksi susu segar dalam negeri merupakan peluang besar peternak susu untuk mengembangkan usahanya. Namun demikian peternak masih menghadapi permasalahan, antara lain yaitu rendahnya kemampuan budidaya khususnya menyangkut kesehatan ternak dan mutu bibit yang rendah. Kekurangan tersebut selain mengakibatkan lambatnya pertumbuhan produksi susu juga berpengaruh terhadap kualitas susu yang dihasilkan. Selain itu mulai sulitnya lahan sebagai sumber rumput hijauan bagi ternak, tingginya biaya transportasi, serta kecilnya skala usaha sebagaimana telah dikemukakan di atas, juga menjadi penghambat perkembangan produksi susu domestik.
Dalam hal pemasaran susu dari peternak dalam negeri, keberadaan Inpres No 4/1998 mengakibatkan posisi industri pengolahan susu menjadi jauh lebih kuat dibandingkan peternak karena industri pengolahan susu mempunyai pilihan untuk memenuhi bahan baku yang dibutuhkan yaitu susu segar dari dalam negeri maupun dari impor. Hal ini menyebabkan relatif rendahnya harga susu segar yang diterima oleh perternak dalam negeri.
Permasalahan lain yang dihadapi peternak adalah besarnya ketergantungan peternak terhadap industri pengolahan susu dalam memasarkan susu segar yang dihasilkannya. Dengan absennya keberpihakan Pemerintah terhadap peternak, hal ini menimbulkan kecenderungan bahwa harga susu segar yang diterima peternak relatif rendah. Adanya pemberlakuan standar bahan baku yang ketat oleh kalangan industri pengolah susu mendudukkan peternak sapi perah pada posisi tawar (bargaining position) yang rendah. Lebih ekstrim lagi, keberadaan industri pengolah susu ini dapat menyebabkan terbentuknya struktur pasar oligopsoni yang tentunya menekan peternak. Selain harga susu yang sangat murah pada struktur pasar tersebut, tekanan yang diterima peternak semakin bertambah dengan adanya retribusi yang diberlakukan oleh kebanyakan Pemda di era otonomi daerah ini.
Bila melihat perkembangan agribisnis persusuan di negara lain, peran koperasi sangatlah besar dalam mengembangkan usaha tersebut. Di India, misalnya, koperasi susu telah berkembang sedemikian rupa sehingga sampai saat ini kurang lebih telah berjumlah 57.000 unit dengan 6 juta anggota. Begitu pula di Uruguay, dimana para peternak domestiknya telah mampu memproduksi 90% dari total produksi susu nasional. Besarnya peran koperasi tersebut belum terlihat di Indonesia. Koperasi susu kita mempunyai posisi tawar yang sangat lemah ketika berhadapan dengan industri pengolahan susu, baik dalam hal jumlah penjualan susu, waktu penjualan, dan harga yang diperoleh.
Masalah penting mengenai perkoperasian susu adalah proses pembentukan koperasi tersebut umumnya bersifat top-down dan intervensi pemerintah relatif besar dalam mengatur organisasi. Pembentukan anggota koperasi bukanlah atas dasar akumulasi modal anggota tetapi lebih banyak bersifat pemberian kredit ternak sapi dalam rangka kemitraan dengan bantuan modal dari pemerintah. Status anggota koperasi hanya berfungsi pada saat menjual susu segar dan pembayaran iuran wajib dan iuran pokok. Koperasi sebagai lembaga ekonomi dalam menjalankan manajemen tanpa pengawasan yang ketat oleh anggota, justru sebaliknya koperasi cenderung berkuasa mengatur anggota.
Arah Kebijakan
Agar pangsa pasar susu yang dihasilkan peternak domestik dapat ditingkatkan maka masalah-masalah di atas perlu ditanggulangi dengan baik. Revolusi putih harus dilaksanakan sejak saat ini, yaitu dengan meningkatkan produksi dan konsumsi susu nasional. Adapun kebijakan dalam upaya substitusi impor susu yang dapat diambil untuk mencapai kondisi tersebut antara lain sebagai berikut.
Pertama, Pemerintah perlu memberikan dukungan nyata untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil ternak (susu) kepada para peternak. Dayasaing susu yang dihasilkan peternak hanya akan dapat ditingkatkan apabila produktivitas dan kualitas tersebut ditingkatkan. Untuk itu, penelitian dan pengembangan khususnya mengenai teknis dan manajemen produksi perlu ditingkatkan. Gerakan nasional seyogianya diikuti dengan aktivitas nyata berupa bantuan antara lain dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan budidaya sapi perah yang baik, mendorong tersedianya bibit sapi unggul, kemudahan untuk pemanfaatan lahan, akses dan ketersediaan modal, serta pengembangan beragam industri pengolahan susu sehingga harga di tingkat peternak menjadi relatif lebih stabil.
Kedua, perlu dibentuk wadah kemitraan yang jujur dan memperhatikan kepentingan bersama antara peternak, koperasi susu dan industri pengolahan susu sehingga pengembangan agribisnis berbasis peternakan dapat berjalan dengan baik. Semua pihak yang terkait haruslah saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Ini dapat diwujudkan melalui sistem contract farming, dimana terdapat keterpaduan dari berbagai unsur baik peternak, koperasi, industri/pemodal maupun pemerintah.
Ketiga, koperasi susu perlu didorong dan difasilitasi agar dapat melakukan pengolahan sederhana susu segar, antara lain yakni pasteurisasi dan pengemasan susu segar, pengolahan menjadi yogurt, keju dsb. Hal ini disertai dengan program promosi secara luas kepada masyarakat, terutama anak-anak, tentang manfaat mengkonsumsi susu segar dan produk-produk olahannya. Pendirian pabrik pengolahan susu yang dimiliki gerakan koperasi juga perlu didorong. Langkah ini diperlukan untuk mengantisipasi makin menguat dan relatif stabilnya nilai kurs rupiah terhadap US dolar, yang dapat mengakibatkan industri pengolahan susu kembali mengimpor sebagian besar dari bahan baku susunya dari luar negeri.
Keempat, Pemerintah Pusat maupun Daerah seyogianya mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mampu memperkuat posisi tawar peternak sapi perah khususnya dan pengembangan agribisnis berbasis peternakan umumnya. Ini antara lain dapat dilakukan dengan menghapuskan retribusi yang menyebabkan ongkos produksi bertambah mahal, menghapuskan pajak pertambahan nilai bila pengolahan masih dilakukan oleh peternak, serta pemberlakuan tarif bea masuk terhadap susu impor untuk melindungi produksi dalam negeri.
Kelima, mengefektifkan kinerja dewan persusuan nasional agar dapat merangkul seluruh stakeholder persusuan termasuk IPS yang mengatur regulasi harga dan penyerapan susu yang berpihak pada peternak rakyat.
Semoga kelima arah kebijakan di atas dapat segera diwujudkan oleh para pengambil kebijakan dalam rangka merealisasikan gerakan revolusi putih. Revolusi putih yang berhasil akan menjamin terjadinya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia: ketersediaan suplai susu yang terjamin, meningkatnya pendapatan peternak dan pelaku usaha lainnya di bidang peternakan.

No comments:

Post a Comment