Wednesday, April 6, 2016

bahan makalah sifat sifat allah


SIFAT-SIFAT ALLAH

A. Sifat-Sifat Allah

Dari 99 Asma ul Husna yang melukiskan sifat-sifat Allah, seperti yang telah di sebutkan di muka, paling tidak 56 diantaranya memiliki relevansi dengan bisnis. Dalam pandangan seorang Muslim sifat-sifat Allah itu adalah standard etik dalam perilakunya. Itulah sebabnya mengapa kaum Muslimin dituntut untuk merealisasikan nilai-nilai implisit yang ada dalam karakter-karakter ataupun sifat-sifat Allah. 
Keimanan kepada Allah, kepada sifat-sifat dan inayah-Nya, tidak hanya menontrol shalatnya sehari-hari, puasa, zakat dan hajinya, namun keimanan itu pulalah yang mengontrol perilaku bisnis seorang Muslim di pasar.   pada bahasan berikut akan kita cantumkan sifat-sifat Allah, kemudian dilanjutkan dengan deskripsi singkat tengtang sifat-sifat itu secara umum.

1. Asma-ul Husna (Nama-nama Allah Yang Indah)

Sifat-sifat Allah dibawah ini di pilih dengan dua alasan utama. Pertama, sifat-sifat itu sesuai dengan situasi manusia, dan jika dia mau, dia bisa meniru sifat itu dalam kadar yang sesuai dengan kemabusiannya. Kedua, dengan mengerti sifat-sifat Allah itu secara sempurna dan komprehensif akan banyak membantu manusia untuk melakukan hal-hal yang baik dan menghindarkannya dari perbuatan-perbuatan jahat. Asma-ul Husna yang diseleksi adalah sebagai  berikut.

Al-Haqq = Yang Maha Benar
Al-Adl = Yang Maha Adil
Al-Muqsith = Yang Maha Adil
Al-Barr = Yang Maha Melimpahkan Kebaikan
As-Salaam = Yang Maha Sejahtera
Al-Hadi = Yang Maha Memberi Petunjuk
Ar-Rasyiid = Yang Maha Memberi Petunjuk
Al-Wakiil = Yang Maha Pelindung
Al-Hakiim = Yang Maha Bijaksana
Al-Khabiir = Yang Maha Mengetahui
Al-Alim = Yang Maha Mengetahui
Al-Lathif = Yang Maha Lembut
As-Samii’ = Yang Maha Mendengar
Al-Bashiir = Yang Maha Melihat
Asy-Syahiid = Yang Maha Menyaksikan
Ar-Raqiib = Yang Maha Dekat
Al-Waajid = Yang Maha Kaya, Pencipta dan mengadakan
Al-Mu’min = Yang Maha Mengaruniakan Keamanan
Al-Muhaimin = Yang Maha Memelihara
Al-Hafizh = Yang Maha Menjaga
Al-Qawiy = Yang Maha Kuat
Al-Matiin = Yang Maha Kokoh
Ar-Rahman = Yang Maha Pengasih
Al-Ghaffaar = Yang Maha Pengampun
Al-Ghafuur = Yang Maha Pengampun
Al-‘Afw = Yang Maha Pemaaf
Al-Haliim = Yang Maha Penyantun
As-Shabuur = Yang Maha Sabar
Ar-Rauuf = Yang Maha Pengasih
Al-Kariim = Yang Maha Mulia
Asy-Syakuur = Yang Maha Pembalas Jasa
Al-Quduus = Yang Maha Suci
Al-Waduud = Yang Maha Kasih
Al-Wali = Yang Maha Pelindung
Malik al-Mulk = Maha Raja Diraja
Al-Muqaddim = Yang Mengawalkan
Al-Mu’akkhir = Yang Mengakhirkan
Al-Mu’thi = Yang Maha Pemberi
Al-Maani’ = Yang Maha Pencegah
Al-Qabidh = Yang Maha Mengekang
Al-Basith = Yang Maha Melapangkan
Al-Muqiit = Yang Maha Pemberi
Al-Ghani = Yang Maha Kaya
Al-Mughni = Yang Mengkayakan
Ar-Razzaaq = Yang Maha Pemberi Rezki
At-Fattaah = Yang Maha Pemberi Keputusan
An-Nafi’ = Yang Memberi Manfaat
Al-Wahhaab = Yang Maha Pemberi
Al-Mujiib = Yang Maha Menjawab Permohonan
Al-Hasiib = Yang Maha Awas
Al-Mushi = Yang Maha Penghitung
Al-Jami’ = Yang Maha Mengumpulkan
Al-Hakam = Yang Maha Adil

2. Sifat-sifat Allah Secara Umum

Karena Allah berada di luar bahas persepsi manusia,  maka pengetahuan kita tentang Allah  itu sangat terbatas dan dibatasi dengan deskripsi yang ada di dalam Al-Qur’an. Tatkala kita melakukan studi terhadap Nama-nama Indah Allah (Asma-ul Husna) dalam hubungannya dengan karakteristikNya yang lain yang disebutkan di dalam Al-Qur’an, Maka kita akan mendapatkan gambaran hal-hal sebgai berikut: bahwasanya Allah adalah Sang Maha Pencipta dan Dialah satu-satunya yang memberi kehidupan  dan kematian. Bahwasanya Dia adalah pemberi rezki yang menanggung rizki hamba-hambaNya; bahwasanya Dia adalah Maha Benar,   cinta kebenaran dan benci kebohongan;  bahwa Dia Maha Jujur dan senang kejujuran, benci kecurangan tipu daya dan mengingkari amanah;    bahwa Dia tidak bisa ditipu dan di curangi; bahwasanya Dia itu adalah Maha Adil, cinta keadilan dan benci segala bentuk kezaliman;  bahwa Dia adalah dzat Yang Maha Lembut,  yang mengampuni taubat dan permohonan maaf;   bahwa Dia lebih senang pada nasehat-nasehat yang baik;  bahwasanya Allah memenuhi janji-janjiNya,   Dia benci segala bentuk pengingkaran janji dan sumpah;   Dia menghargai dan akan menggajar semua perbuatan baik;   Dia selalu berjalan  dengan Sunnah-Nya;  dan dia tidak akan pernah menyimpang dari Sunnah-Nya. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu dan Dia sendirilah yang menjadi saksi terhadap semua janji, kontrak dan semua urusan yang dilakukan oleh manusia;  mereka;  bahwasanya timbangan (mizan) dan ukuran (kadar) adalah institusi-Nya;   Dia akan menimbang semua pekerjaan yang kecil maupun yang besar;   Dia akan mengadakan perhitungan itu dengan akurat dan detail terhadap amal setiap individu;  Dia adalah dzat Yang Maha Cepat dalam perhitungan;   dan dia adalah Hakim terakhir Yang Maha Adil; Dia adalah pemegang kekuasaan mutlak apakah Dia akan menghukum ataupun mengampuni orang-orang yang melakukan perbuatan dosa. 

B. Prinsip-Prinsip yang Allah Perintahkan

Al-Qur’an dengan sangat eksplisit mendeskripsikan prinsip-prinsip tertentu yang Allah perintahkan dan kebrutalan yang sama sekali tidak Dia ijinkan. Hidup dan nasib manusia secara langsung dipengaruhi dan dikontrol oleh prisnsip-prinsip tersebut. Dengan demikian , ekposisi singkat tentang prinsip-prinsip itu bukan sesuatu yang hanya dibutuhkan, namun pada saat yang sama ia merupakan sesuatu yang esensial untuk diketengahkan dalam studi ini. Untuk tujuan yang mulia ini dan juga demi memberikan kejelasan, prinsip-prinsip tersebut akan didiskusikan dalam hubungannya yang relevan dengan, (1.) Di Dunia dan (2.) Di Akhirat.

1. Di Dunia

Allah menciptakan alam semesta dan menciptakan manusia untuk menghuni, mengeksploitasi dan mempergunakan dunia ini. Dia memberikan pada manusia hikmah dan kekuatan untuk memanfaatkan sumber-sumber alam. Allah jadikan segala sesuatu berada dan takluk di bawah kekuatan manusia. Dan Allah jadikan manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Alasan mengapa manusia mendapat posisi yang demikian istimewa, telah Al-Qur’an terangkan. Pada saat segala apa yang ada di dunia diharuskan untuk mengikuti hukum alam yang Allah ciptakan tanpa reserve, manusia diberi kemampuan dan kemerdekaan untuk memilih jalan yang baik atau jalan yang buruk, Dia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sekaligus bisa menentukan opsi (pilihan) di antara dua hal itu atas dasar pilihannya sendiri dan kemauan bebasnya. Karena kemauan bebas yang sangat istimewa inilah Allah berikan amanah tanggung jawab pada manusia untuk merealisasikan kehendaknya-Nya dalam bingkai moral. Inilah, secara singkat raison d’etre tugas utama manusia di dunia.
Kehidupan dunia ini adalah sebuah ujian yang sangat krusial bagi manusia. Di akan senantiasa dan terus menerus ada dalam ujian, untuk mampu melakukan penempatan kehendak bebasnya secara proporsional. Realisasi dari kemauan Ilahi dalam hukum moral adalah amanah yang diambil oleh sukarela ataupun terpaksa. Sebagai tambahan pada rasio dan kapabilitas yang jernih dan tajam, Allah juga mengaruniakan kepada manusia atau etika moral yang komplet dan sempurna dalam bentuk Al-Qur’an , dimana di dalamnya kebaikan dan keburukan bisa dilihat dengan jelas dan sangat transparan untuknya. Manusia diperintahkan untuk berperilaku sesuai dengan etika moral, guideline (petunjuk) yang ada di dalam Al-Qur’an dia bukan hanya disuruh melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan, namun ia juga diperintahkan untuk menyuruh pada kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi mungkar). Setiap individu akan dimintai pertanggung jawaban sesuai dengan kadar kapasitasnya, sebab Allah tidak akan menyuruh manusia di luar batas kemampuan dan kapasitasnya tersebut.
Allah menempatkan manusia di dunia dalam posisi yang berbeda-beda. Oleh karena itulah periaku mutualistis (saling menguntungkan) dan kooperatif  (kerja sama)  menjadi sebuah keharusan mutlak. Namun demikian, itu tidak berarti bahwasanya posisi-posisi itu adalah sesuatu yang permanen dan juga sebagai indikasi adanya status  final seseorang. Semua itu adalah sekedar variasi kesempatan yang disediakan  dalam batas waktu yang terbatas, dalam rangka agar manusia mengaktualkan diri dan  menunjukkan nilai diri-Nya. Posisi final setiap individu manusia akan di tentukan nanti pada Hari Kiamat,berdasarkan rekor akumulatif yang dia lakukan di dunia ini. Disinilah terletak signifikan dan pentingnya kehidupan manusia yang terbatas di dunia ini.

2. Di  Akhirat

Al-Qur’an menegaskan secara jelas dan tegas bahwa kehidupan manusia di dunia ini tidaklah berakhir dengan kematian. Kematian hanyalah sebuah pintu gerbang  pada sebuah kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan di dunia, yakni kehidupan alam akhirat. Yang menurut pandangan Al-Qur’an adalah sebuah kepastian dan tidak mungkin bisa dielakkan. Kehidupan di akhirat itu berbeda dengan kehidupan di dunia karena Allah telah mencantumkan prinsip-prinsip tertentu untuk mencapai itu. Beberapa keunikan di hari akhirat adalah sebagai berikut :

a) Kehidupan di akhirat, tidak seperti kehidupan di dunia yang terbatas. Kehidupan diakhirat tidak terbatas dan bersifat abadi. Keabdian (khulud) inilah yang merupakan satu hal yang sangat membedakan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

b) Manusa tidak akan diberi satu cuil pun kesempatan untuk rektifikasi kesalahan-kesalahannya dan tidak pula diijinkan untuk menambah satu ke baikan apapun ke dalam buku amalnya. Di hari kiamat manusia hanya akan menerima ganjaran dan  balasan sesuai dengan apa yang dia lakukan sebelumnya. Oleh sebab itulah Al-Qur’an memperingatkan manusia agar mempersiapkan segalanya untuk menghadapi hari akhir itu selama berada di dunia.

c) Penyesalan dan taubat bagaimanapun ikhlasnya itu dilakukan oleh seseorang pada hari akhir, tidak akan lagi membawa faedah.

d) Di sana tidak ada lagi yang namanya bergaining (tawar menawar) tidak juga perantara, tidak pula persahabatan dan tidak akan ada bantuan dari yang lain. Apa yang disebut bantuan terhadap segala macam bencana dan kemalangan yang ada di dunia ini, tidak lagi membawa faedah.

e) Prinsip tanggung jawab personal akan diterapkan tanpa ada eksepsi(pengecualian) sama sekali. Tak seorang pun mampu memberikan tebusan atau pengganti. Cara demikian tidak ada lagi bisa dan tidak akan diterima.

f) Prosedur prosekusi (penuntutan) akan terdiri dari hitungan amal, timbangan perbuatan dan pengecekan semua rekor saksi-saksi dari tindakan-tindakan setiap orang. Pada saat itu tidak akan ada kemungkinan bagi seseorang untuk mengelak dan lari serta menyatakan pernyataan palsu serta bukti yang bohong. Dan yang paling mengejutkan bagi para pelaku kejahatan saat itu ialah bahwasanya organ-organ tubuhnya akan memberikan kesaksian atas apa yang pernah mereka lakukan di dunia.

g) Pengadilan akhir atas orang dan individu akan Allah umumkan. Pengadilan itu akan merupakan pengadilan itu akan merupakan pengadilan yang seadil-adilnya yang didasarkan atas hitungan yang akuran dan sempurna serta bukti-bukti yang tidak mungkin untuk ditolak.

h) Setipa perilaku, baik ataupun buruk, akan dihitung, yang atas dasar perhitungan itulah manusia akan mendapat ‘bayaran’ secara penuh tanpa sedikitpun dikurangi . saat itu tidak akan ada seorang manusia pun yang kan didzalimi. Dan tidak ada amal perbuatan seorang pun yang akan diingkari bahkan dikurangi.

i) Mereka yang dinilai sebagai orang yang lurus akan Allah berikan tempat  tinggal abadi di dalam surga. Sebaliknya orang-orang yang dianggap bersalah dan pendosa, mereka akan dipaksa untuk masuk ke dalam neraka.

No comments:

Post a Comment