Monday, April 4, 2016

sejarah singkat bab II “Hubungan Status Gizi Dengan Kondisi Fisik Umum Atlet Sepakbola PSSA Aron Tahun 2012

“Hubungan Status Gizi Dengan Kondisi Fisik Umum Atlet Sepakbola PSSA Aron Tahun 2012
Dan berat badan seorang atlet sangat dipengaruhi oleh gizi makanan yang dikonsumsi oleh atlet tersebut. Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi seseorang yang sesuai dengan jenis kelamin dan  usia serta jenis pekerjaanya. Krisdinamurtirin (1990) menyatakan bahwa : “status gizi akan mencerminkan kulitas fisik dan akan memberi dampak pada tingkat daya tahan kardiovaskuler maksimal yang berakibat terhadap rendahnya kemampuan kerja. Selanjutnya Sadoso (1995) menerangkan bahwa : “Status gizi dipengaruhi langsung oleh intake dan keadaan kesehatan tubuh, dan status gizi tersebut akan berpengaruh langsung kepada  kesegaran jasmani. Untuk mendapatkan daya tahan kardiovaskuler maksimal. Istirahat yang cukup diperlukan selain makanan dan latihan.
Dewasa ini permainan sepakbola bukan hanya sekedar hiburan atau pengisi waktu senggang, akan tetapi sudah dituntut untuk dapat berprestasi. Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan latihan-latihan yang direncanakan dengan sistematis dan dilakukan secara terus menerus dibawah pengawasan dan bimbingingan pelatih yang propesional. Untuk dapat berprestasi maksimal, baik tinggkat nasional, regional dan internasional, salah satu factor penting dan dominan adalah tingkat kebugaran fisik. Seperti yang dikemukakan oleh Vesteppen (1991 : 23) yang menggambarkan tingkat kebugaran fisik untuk atlet yang umur 25 tahun dengan klasifikasi sebagai berikut : dengan tinggi badan 170 cm, berat badan 70 kg, V02 max sebesar 49-56 (cc.bd/menit) dan kemampuan paru-paru 120 liter serta power 300 watt.
Atlet Sepakbola PSSA Aron merupakan manusia yang selalu melakukan aktivitas fisik berupa latihan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang melibatkan kerja fisik secara optimal. Dengan demikian sangat membutuhkan penyediaan energi yang seimbang di dalam tubuh, tetapi bila tidak memperhatikan makanan yang bergiziakan mengalami ganguan diantaranya pertumbuhan dan perkembangan tubuh, kesehatan dan produktivitas prestasi dan kerja yang diharapkan.
Sajoto (1988 : 13) mengatakan bahwa : “dalam permainan sepakbola diperlukan komponen fisik yang baik, antara lain yaitu daya tahan, kekuatan otot, daya ledak, kelenturan dan kelincahan”. Disamping itu komponen lain seperti, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, ketepatan dan reaksi juga sangat perlu mendapat perhatian. Selanjutnya Harsono (1988 : 153 ) mengatakan bahwa :
Dalam permainan sepakbola kondisi fisik sangatlah penting, karena program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan dengan baik, sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari system tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Apabila kondisi fisiknya baik maka aka nada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi, kerja jantung dan juga peningkatan dalam kekuatan, kelenturan, stamina, kecepatan dan lain-lain. Dengan adanya Peningkatan komponen kondisi fisik maka aka nada pemulihan yang lebih cepat pada system kerja organ-organ tubuh.


Pengurus tim PERSAS seharusnya lebih memperhatikan pembinaan yang maksimal kepada atlet, serta meningkatkan kualitas latihan karena ini adalah suatu hal yang sangat menentukan bagi penampilan atlet, dan bisa melatih mental bagi atlet tersebut sehingga dapat meningkatkan prestasi PSSA Aron, pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan bagi atlet dengan menyediakan dana yang cukup untuk para atlet.
Rendahnya pengetahuan atlet PSSA Aron terhadap masalah gizi kurang mendapat perhatian serius dari penyelenggaraan program pemusatan latihan selama ini. Banyak atlet yang kurang disiplin mengenai makanan. Hal ini tentunya sangat t disayangkan mengingat prestasi yang begitu gemilang yang di perlihatkan selama ini. Para pengurus seakan tidak mau tahu tentang makanan yang dikonsumsi oleh atlet, padahal pengetahuan tentang asupan gizi yang dikonsumsikan sangat membantu atlet untuk dapat mencapai performa yang terbaik dan meraih prestasi yang ,membanggakan bagi daerahnya sendiri. M.A. Husaini (2002 : 2), mengatakan bahwa “hal yang harus disadari dan dipahami oleh pemain sepakbola, pelatih, keluarga serta lingkungan agar selalu menjaga kondisi kesehatannya dengan asupan gizi atau pengaturan makanan yang seimbang”.
Menu makanan seorang atlet harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan yaitu kerbohadrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.  Menu atlet harus disusun berdasarkan jumlah kebutuhan energy dan komposisi gizi penghasil energy yang seimbang. Selain hal tersebut manajemen kepengurusan PSSA harus memperhatikan dengan teliti agar tidak terjadi penyimpangan dengan menjadwalkan latihan yang teratur, memfasilitasi alat-alat latihan sebelum latihan dimulai dan mengatur kepemimpinan manajemen bukan pada saat kompetesi akan dimulai, melainkan harus dipersiapkan jauh-jauh hari.
Pemahaman yang sederhana dapat memahami bahwa dengan asupan gizi yang baik dan cukup seorang atlet dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta kondisi fisik yang baik dalam melakukan berbagai aktivitas sebagai seorang atlet sepakbola. Untuk mengungkapkan hal tersebut peneliti menetapkan judul penelitian sebagai berikut “Hubungan Status Gizi Dengan Kondisi Fisik Umum Atlet Sepakbola PSSA Aron Tahun 2012”.



1.2.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang Masalah yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah : “Adakah hubungan status gizi dengan kondisi fisik umum atlet sepakbola PSSA Aron tahun 2012.
1.3.            Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kondisi fisik umum atlet Sepakbola PSSA Aron tahun 2012.
1.4.            Manfaat Penelitian
1.4.1.      Untuk mengetahui bagaimana hubungan status gizi dengan kondisi fisik umum atlet Sepakbola PSSA Aron tahun 2012.
1.4.2.      Sebagai masukan dan menjadi pedoman bagi Pembina dan pelatih olahraga khususnya cabang sepakbola dalam meningkatkan prestasi atletnya.
1.5.            Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian atau secara empiris. Sudjana (1989:37) mengatakan bahwa : “Hipotesis dalam penelitian banyak memberikan manfaat baik dalam proses dan langkah-langkah penelitian, maupun dalam memberikan penjelasan suatu gejala yang diteliti. Hipotesis ini pada hakikatnya tidak lain adalah jawaban sementara atau dugaan sementara dari masalah penelitian”.
Berdasarkan pendapat diatas, penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini dengan rumusan sebagai berikut : Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kondisi fisik umum atlet sepakbola PSSA Aron tahun 2012.
1.6.            Definisi Operasional
Dilihat dari segi pembahasan yang akan dikaji, perlu kiranya diperjelas makna istilah yang kita maksudkan disini,  hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, antara lain :

1.6.1.      Hubungan
Hubungan berasal dari bahasa Inggris yaitu h: “Correlation” dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan hubungan timbale balik antara satu variable dengan variable yang lain. Menurut Sutrisno (1990 : 271 ) bahwa “Hubungan berarti hubungan timbal balik antara dua variable atau lebih”

1.6.2.      Status Gizi
Menurut Soedarmono (1985 : 277) status gizi (nutritrion status) adalah “Suatu tingkatan kesehatan seseorang atau golongan penduduk yang merupakan akibat dari penyerapan dan penggunaan semua zat gizi yang terdapat dalam makanan dehari-hari. “Status gizi juga diartikan dengan suatu gambaran tentang keseimbangan antara asupan gizi dan kebutuhan gizi.

1.6.3.      Kondisi Fisik Umum
Menurut Harsono (1988 : 176) kondisi fisik adalah suatu kualitas komponen fisik dan kemampuan fungsional peralatan tubuh individu dalam memenuhi tuntutan prestasi yang optimal pada spesifikasi cabang olahraga tertentu.












Untuk itu para ahli gizi mengajurkan agar dalam penyusunan menu makanan, seseorang harus mengerti benar apakah makanan itu memenuhi kebutuhan gizi atau tidak, demikian juga untuk menu makanan yang disusun untuk atlet setidaknya harus mengikuti pola penyusunan menu untuk atlet seperti intesitas latihan, lamanya latihan dan frekwensi latihan. Atlet sepakbola PSSA Aron yang dilatih secara intesif tergolong dalam pekerja berat dan termasuk usia produktif 20 – 40  dengan berat badan diprediksikan normal harus memiliki nilai energy menimal 3.200 kalori yang tentunya akan terpenuhi jika mematuhi aturan pola makan porsi menut atlet.
Sesuai dengan prinsip dasar “Gizi Seimbang” yang mengandung cukup karbohidrat, lemak,  protein, Vitamin, Mineral, air dan serat, maka kebutuhan gizi atlet sepakbola adakah sebagai berikut :

2.2.1.      Kebutuhan Energi

Telah dikemukakan bahwa salah satu fungsi dari makanan adalah untuk menghasilkan energi. Sel-sel dalam tubuh akan mengubah makanan yang dimakan menjadi bentuk energi yang dapat dingunakan segera atau disimpan. Aktivitas fisik pada olahraga membutuhkan energi. Energi diperoleh dari makanan yang dikonsumsi setiap hari. Energi dalam olahraga penting diperhatikan karena kelelahan dapat terjadi akibat tidak cukupnya ketersediaan nutrient energi yang diperlukan dari glikogen otot atau glukosa darah. Mungkin juga disebabkan tdak berfungsi sistem energi  secara optimal akibat defisiensi nutrient dan kekurangan pasokan vitamin dan mineral. Energi yang dihasilkan oleh tubuh berasal dari metabolism tubuh. Pengeluaran energy untuk aktifitas fisik dan olahraga sangat ditentukan oleh jenis

No comments:

Post a Comment