“Hubungan Status Gizi Dengan Kondisi Fisik Umum Atlet Sepakbola PSSA Aron Tahun 2012
Dan berat badan seorang
atlet sangat dipengaruhi oleh gizi makanan yang dikonsumsi oleh atlet tersebut.
Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi seseorang yang sesuai dengan jenis
kelamin dan usia serta jenis
pekerjaanya. Krisdinamurtirin (1990) menyatakan bahwa : “status gizi akan
mencerminkan kulitas fisik dan akan memberi dampak pada tingkat daya tahan
kardiovaskuler maksimal yang berakibat terhadap rendahnya kemampuan kerja.
Selanjutnya Sadoso (1995) menerangkan bahwa : “Status gizi dipengaruhi langsung
oleh intake dan keadaan kesehatan tubuh, dan status gizi tersebut akan
berpengaruh langsung kepada kesegaran
jasmani. Untuk mendapatkan daya tahan kardiovaskuler maksimal. Istirahat yang
cukup diperlukan selain makanan dan latihan.
Dewasa ini permainan
sepakbola bukan hanya sekedar hiburan atau pengisi waktu senggang, akan tetapi
sudah dituntut untuk dapat berprestasi. Prestasi yang tinggi hanya dapat
dicapai dengan latihan-latihan yang direncanakan dengan sistematis dan
dilakukan secara terus menerus dibawah pengawasan dan bimbingingan pelatih yang
propesional. Untuk dapat berprestasi maksimal, baik tinggkat nasional, regional
dan internasional, salah satu factor penting dan dominan adalah tingkat
kebugaran fisik. Seperti yang dikemukakan oleh Vesteppen (1991 : 23) yang
menggambarkan tingkat kebugaran fisik untuk atlet yang umur 25 tahun dengan
klasifikasi sebagai berikut : dengan tinggi badan 170 cm, berat badan 70 kg,
V02 max sebesar 49-56 (cc.bd/menit) dan kemampuan paru-paru 120 liter serta power
300 watt.
Atlet Sepakbola PSSA Aron
merupakan manusia yang selalu melakukan aktivitas fisik berupa latihan dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang melibatkan kerja fisik secara optimal. Dengan
demikian sangat membutuhkan penyediaan energi yang seimbang di dalam tubuh,
tetapi bila tidak memperhatikan makanan yang bergiziakan mengalami ganguan
diantaranya pertumbuhan dan perkembangan tubuh, kesehatan dan produktivitas
prestasi dan kerja yang diharapkan.
Sajoto (1988 : 13)
mengatakan bahwa : “dalam permainan sepakbola diperlukan komponen fisik yang
baik, antara lain yaitu daya tahan, kekuatan otot, daya ledak, kelenturan dan
kelincahan”. Disamping itu komponen lain seperti, kecepatan, keseimbangan,
koordinasi, ketepatan dan reaksi juga sangat perlu mendapat perhatian.
Selanjutnya Harsono (1988 : 153 ) mengatakan bahwa :
Dalam permainan
sepakbola kondisi fisik sangatlah penting, karena program latihan kondisi fisik
haruslah direncanakan dengan baik, sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan
kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari system tubuh sehingga dengan
demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Apabila
kondisi fisiknya baik maka aka nada peningkatan dalam kemampuan system
sirkulasi, kerja jantung dan juga peningkatan dalam kekuatan, kelenturan, stamina, kecepatan dan lain-lain. Dengan
adanya Peningkatan komponen kondisi fisik maka aka nada pemulihan yang lebih
cepat pada system kerja organ-organ tubuh.
Pengurus tim PERSAS
seharusnya lebih memperhatikan pembinaan yang maksimal kepada atlet, serta
meningkatkan kualitas latihan karena ini adalah suatu hal yang sangat menentukan
bagi penampilan atlet, dan bisa melatih mental bagi atlet tersebut sehingga
dapat meningkatkan prestasi PSSA Aron, pemerintah juga harus memperhatikan
kesejahteraan bagi atlet dengan menyediakan dana yang cukup untuk para atlet.
Rendahnya pengetahuan
atlet PSSA Aron terhadap masalah gizi kurang mendapat perhatian serius dari
penyelenggaraan program pemusatan latihan selama ini. Banyak atlet yang kurang
disiplin mengenai makanan. Hal ini tentunya sangat t disayangkan mengingat
prestasi yang begitu gemilang yang di perlihatkan selama ini. Para pengurus
seakan tidak mau tahu tentang makanan yang dikonsumsi oleh atlet, padahal
pengetahuan tentang asupan gizi yang dikonsumsikan sangat membantu atlet untuk
dapat mencapai performa yang terbaik dan meraih prestasi yang ,membanggakan
bagi daerahnya sendiri. M.A. Husaini (2002 : 2), mengatakan bahwa “hal yang
harus disadari dan dipahami oleh pemain sepakbola, pelatih, keluarga serta
lingkungan agar selalu menjaga kondisi kesehatannya dengan asupan gizi atau
pengaturan makanan yang seimbang”.
Menu makanan seorang
atlet harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan yaitu kerbohadrat, lemak,
protein, vitamin, mineral dan air. Menu
atlet harus disusun berdasarkan jumlah kebutuhan energy dan komposisi gizi
penghasil energy yang seimbang. Selain hal tersebut manajemen kepengurusan PSSA
harus memperhatikan dengan teliti agar tidak terjadi penyimpangan dengan
menjadwalkan latihan yang teratur, memfasilitasi alat-alat latihan sebelum
latihan dimulai dan mengatur kepemimpinan manajemen bukan pada saat kompetesi
akan dimulai, melainkan harus dipersiapkan jauh-jauh hari.
Pemahaman yang
sederhana dapat memahami bahwa dengan asupan gizi yang baik dan cukup seorang
atlet dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta kondisi fisik yang baik dalam
melakukan berbagai aktivitas sebagai seorang atlet sepakbola. Untuk
mengungkapkan hal tersebut peneliti menetapkan judul penelitian sebagai berikut
“Hubungan Status Gizi Dengan Kondisi
Fisik Umum Atlet Sepakbola PSSA Aron Tahun 2012”.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang Masalah yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah : “Adakah hubungan status gizi dengan kondisi fisik umum atlet
sepakbola PSSA Aron tahun 2012.
1.3.
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan permasalahan
yang telah dirumuskan diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan
kondisi fisik umum atlet Sepakbola PSSA Aron tahun 2012.
1.4.
Manfaat
Penelitian
1.4.1.
Untuk mengetahui bagaimana hubungan
status gizi dengan kondisi fisik umum atlet Sepakbola PSSA Aron tahun 2012.
1.4.2.
Sebagai masukan dan menjadi pedoman bagi
Pembina dan pelatih olahraga khususnya cabang sepakbola dalam meningkatkan
prestasi atletnya.
1.5.
Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara yang kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian
atau secara empiris. Sudjana (1989:37) mengatakan bahwa : “Hipotesis dalam
penelitian banyak memberikan manfaat baik dalam proses dan langkah-langkah
penelitian, maupun dalam memberikan penjelasan suatu gejala yang diteliti.
Hipotesis ini pada hakikatnya tidak lain adalah jawaban sementara atau dugaan
sementara dari masalah penelitian”.
Berdasarkan
pendapat diatas, penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini dengan
rumusan sebagai berikut : Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan kondisi fisik umum atlet sepakbola PSSA Aron tahun 2012.
1.6.
Definisi
Operasional
Dilihat
dari segi pembahasan yang akan dikaji, perlu kiranya diperjelas makna istilah
yang kita maksudkan disini, hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, antara lain :
1.6.1. Hubungan
Hubungan
berasal dari bahasa Inggris yaitu h: “Correlation”
dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan hubungan timbale balik antara
satu variable dengan variable yang lain. Menurut Sutrisno (1990 : 271 ) bahwa
“Hubungan berarti hubungan timbal balik antara dua variable atau lebih”
1.6.2. Status
Gizi
Menurut
Soedarmono (1985 : 277) status gizi (nutritrion
status) adalah “Suatu tingkatan kesehatan seseorang atau golongan penduduk
yang merupakan akibat dari penyerapan dan penggunaan semua zat gizi yang
terdapat dalam makanan dehari-hari. “Status gizi juga diartikan dengan suatu
gambaran tentang keseimbangan antara asupan gizi dan kebutuhan gizi.
1.6.3. Kondisi
Fisik Umum
Menurut
Harsono (1988 : 176) kondisi fisik adalah suatu kualitas komponen fisik dan
kemampuan fungsional peralatan tubuh individu dalam memenuhi tuntutan prestasi
yang optimal pada spesifikasi cabang olahraga tertentu.
Untuk
itu para ahli gizi mengajurkan agar dalam penyusunan menu makanan, seseorang
harus mengerti benar apakah makanan itu memenuhi kebutuhan gizi atau tidak,
demikian juga untuk menu makanan yang disusun untuk atlet setidaknya harus
mengikuti pola penyusunan menu untuk atlet seperti intesitas latihan, lamanya latihan
dan frekwensi latihan. Atlet sepakbola PSSA Aron yang dilatih secara intesif
tergolong dalam pekerja berat dan termasuk usia produktif 20 – 40 dengan berat badan diprediksikan normal harus
memiliki nilai energy menimal 3.200 kalori yang tentunya akan terpenuhi jika
mematuhi aturan pola makan porsi menut atlet.
Sesuai
dengan prinsip dasar “Gizi Seimbang” yang mengandung cukup karbohidrat,
lemak, protein, Vitamin, Mineral, air
dan serat, maka kebutuhan gizi atlet sepakbola adakah sebagai berikut :
2.2.1. Kebutuhan Energi
Telah dikemukakan bahwa
salah satu fungsi dari makanan adalah untuk menghasilkan energi. Sel-sel dalam
tubuh akan mengubah makanan yang dimakan menjadi bentuk energi yang dapat
dingunakan segera atau disimpan. Aktivitas fisik pada olahraga membutuhkan
energi. Energi diperoleh dari makanan yang dikonsumsi setiap hari. Energi dalam
olahraga penting diperhatikan karena kelelahan dapat terjadi akibat tidak
cukupnya ketersediaan nutrient energi yang diperlukan dari glikogen otot atau
glukosa darah. Mungkin juga disebabkan tdak berfungsi sistem energi secara optimal akibat defisiensi nutrient dan
kekurangan pasokan vitamin dan mineral. Energi yang dihasilkan oleh tubuh
berasal dari metabolism tubuh. Pengeluaran energy untuk aktifitas fisik dan
olahraga sangat ditentukan oleh jenis
No comments:
Post a Comment