Tuesday, April 12, 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FRASE DAN KATA MAJEMUK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SQ3R

BAB  1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian                                         
1. Paparan Data Pratindakan
Sebelum peneliti melakukan tindakan terlebih dahulu mengadakan pertemuandengan kepala sekolah dan guru mengajar Bahasa Indonesia pada kelas 1X/1 SMP Negeri  2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara.Kegiatan ini dilakukan  pada tanggal  6 November 2012 . Maksud dan tujuan   pertemuantersebut adalah untukmenyampaikan tujuan kegiatan penelitian dan rencana pelaksanaan tes awal.Setelah kepala sekolah memberikan kesempatan kepada peneliti,lalu peneliti menjumpai guru yang mengajar Bahasa Indonesia pada kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara untuk menetapkan jadwal penelitian  yaitu  dari tanggal 7 November s.d.14 November  2012.
Hasil tes awal dari masing-masing subjek peneliti dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 4.1Skor Tes Awal Siswa Kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara
No
Nama Siswa
Nis
Skor
Keterangan
1
Aris Munandar
1206
50
belum tuntas
2
Asyarul
1218
40
belum tuntas
3
Arazi
1141
30
belum tuntas
4
Khairul Nisah
1174
40
belum tuntas
5
Eka Yanti
1144
40
belum tuntas
6
Fadilah Turrahmi
1209
50
belum tuntas
7
Iskandar
1210
60
belum tuntas
8
Muhammad
1212
20
belum tuntas
9
Murdani
37
1211
30
belum tuntas
10
M. Juanda
1179
20
belum tuntas
11
Nopi Yanti
1150
50
belum tuntas
12
Nadia Rafika
1116
40
belum tuntas
13
Suryadi
1160
20
belum tuntas
14
Saryulis
1159
60
belumtuntas
15
Juliani
1116
50
belum tuntas
16
Tihajar
1118
45
belum tuntas
17
Rahmatillah
1149
45
belum tuntas
18
Zulfikra
1151
30
belum tuntas
19
Fikra
1158
20
belum tuntas
20
Zulfikri
1153
20
belum tuntas
21
Nida Huzria
1159
40
belum tuntas
22
Yulia Zahra
1160
70
tuntas

Jumlah

880


Rata-Rata

X=40


Bedasarkan hasil tes awal maka dapat diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 70 dan skor terendah adalah 20.Dari hasil tes awal itu pula peneliti menetapkan 5 orang siswa sebagai subjek wawancara dan menetapkan pula pasangan belajar yang terdiri dari 4 orangsiswa tiap pasangan,dengan kriteria adalah 2 orang siswa memiliki skor rendah.Jadi sesuai dengan jumlah siswa seluruhnya yaitu 22 orang maka dapat dibentuk 11 pasangan.
2. Paparan Data Tindakan Siklus I
a. Perencana Tindakan I
Pada tahap ini pembelajaran direncanakan satu kali pertemuan dengan waktu 2X45 menit dengan menggunakan materi pembelajaran SQ3R, yang diikuti oleh 22 orang siswa kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtali Aron Kabupaten Aceh Utara.Kemudian peneliti  menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,lembar observasi guru siswa,pedomam wawancara.Pada pelaksanaan penelitiaan ini,peneliti bertindak sebagai guru,sedangkan pengamat berasal dari  salah seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tersebut dan teman sejawat yang merupakan mahasiwa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.Pembelajaran dilakukan kepada seluruh siswa kelas 1X/1SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap awal,tahap inti dan tahap akhir.Dimana masing-masing tahap diuraikan sebagai berikut:
1.      Kegiatan Awal
Pada tahap awal pembelajaran guru membentuk kelompok belajar siswa berpasangan secara heterogen.Kemudian guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran.Pada tahap ini waktu yang dibutuhkan adalah 10 menit.
2.    Kegiatan Inti
Pembelajaran dilakukan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.Pada tahap ini guru menyuruh siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan frase dan kata majemuk dan memberi tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas dan mempersentasikan /membacakan hasil pasangan pada tahap ini waktu yang dibutuhkan adalah 50 menit.
3.    Tahap Akhir
Pada tahap ini guru membuat kesimpulan bersama dan menutup pelajaran tes akhir dilaksanakan setelah semua selesai  tindakan.Tes dilaksanakan secara individual hasil tes dapat dilihat melalui tabel 4.2 berikut ini:



Tabel 4.2 Skor Tindakan I Siswa Kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara

No
Nama Siswa
Nis
Skor
Keterangan
1
A ris munandar
1206
60
belum tuntas
2
Asyarul
1128
60
belum tuntas
3
Arazi
1114
60
belum tuntas
4
Khairul Nisah
1174
60
belum tuntas
5
Eka Yanti
1114
70
tuntas
6
Fazillah Turrahmi
1209
70
tuntas
7
Iskandar
1210
60
belum tuntas
8
Muhammad
1212
60
belum tuntas
9
Murdani
1211
60
belum tuntas
10
M. Juanda
1179
60
belum tuntas
11
Nopi Yanti
1150
70
tuntas
12
Nadia Rafika
1116
60
belum tuntas
13
Suryadi
1160
60
belum tuntas
14
Saryulis
1159
60
belum tuntas
15
Juliani
1116
70
tuntas
16
Tihajar
1118
60
belum tuntas
17
Rahmatillah
1149
70
tuntas
18
Zulfikra
1151
60
belum tuntas
19
Fikra
1158
60
belum tuntas
20
Zulfikri
1153
60
belum tuntas
21
Nida Huzria
1159
70
tuntas
22
Yulia Zahra
1160
80
tuntas

Jumlah

1400


Rata-Rata

X=63


Berdasarkan skor  tes akhir tindakan I bahwa 15 orang siswa mendapat skor <65 dan 7 orang siswa memperoleh skor ≥65.Setelah dihitung  persentase maka keberhasilan  skor  tes akhir tindakan mencapai 30%.Dengan demikian sesuai kriteria hasil pelaksanaan pembelajaran,yaitu 80%siswa memdapat skor ≥ maka tindakan dikatakan belum berhasil.



c. Hasil Observasis Tindakan I
Hasil observasi yang diperoleh pada tindakan I terhadap membedakan frase dan kata majemuk dianalisis dengan mengunakan analisis presentase.Skor yang diperoleh masing-masing  indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor.Selanjutnya dihitung persentase skor rata-rata dengan skor maksimal yang dikalikan100%,yaitu:
Skor  Persentase (SP)=  x 100%
Kriteria taraf keberhasilan tindakan
90%≤SP≤100%                       : Sangat Baik
80%≤SP≤90%                          :Baik
70%≤SP≤80%                          :Cukup
60%≤SP≤70%                          :Kurang
0%≤SP≤60%                            :Sangat Kurang

Tabel 4.3 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Kegiatan Guru dalam PembelajaranMateri Membedakan Frase dan Kata Majemuk pada Tindakan I
Tahap
Indikator

Pengamat I

Pengamat II
Skor
Diskriptor
Skor
Diskriptor
1
2
3
4
5
6
Awal
1.      Apersepsi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
2.      Memberika motivasi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
3.      Membangkitkan skemata
4
1,2,3
4
1,2,3
4.      Menjelaskan materi pembelajaran membedakan frase dan kata majemuk

5

1,2,3,4

5

1,2,3,4
Inti
1.      Membagikan wacana
4
1,2,3
4
1,2,3
2.      Memberi pentunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan dan mengalisis wacana

4

1,2,3

4

1,2,3
3.      Menyuruh bekerjasama membaca wacana
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
4.      Meminta untuk menemukan frase dan kata majemuk
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
5.      Mengajurkan untuk memberi tanggapan terhadap wacana
4
1,2,3
4
1,2,3
6.      Meminta untuk menulis tanggapan di kertas
4
1,2,3
4
1,2,3
7.      Memberi penungasan kepada siswa
4
1,2,3
4
1,2,3
8.      Menyuruh untuk mempersentasikan/hasil pasangan

3

1,2

3

1,2
9.      Mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan ketika persentasi memotivasi,dan membimbing mereka untuk dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan



5



1,2,3,4



5



1,2,3,4
10.  Meminta siswa untuk menanggapi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
Akhir
1.      Memberi umpan balik
4
1,2.3
4
1,2,3

2.      Membiarkan siswa mengerjakan latihan - latihan yang belum selesai dikerjakan

4

1,2,3

4

1,2,3

Jumlah
70

70



Berdasarkan observasi dua pengamat terhadap aktifitas guru,jumlah skor pengamat I adalah 70 dan pengamat II adalah 70.Jadi Persentase yang diperoleh pengamat I adalah 82,35%dan pengamat II adalah 82,35%.Dengan demikian persentase skor rata-rata adalah 82,35%.Berarti taraf keberhasilan aktifitas guru berdasarkan observasi dua pengamat termasuk dalam kategori baik.
Sedangkan hasil observasi kedua pengamat terhadap kegiatan siswa akan disajikan pada tabel4.4 berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Materi Membedakan Frase dan Kata Majemuk Pada Tindakan I

Tahap
Indikator

Pengamat I

Pengamat II
Skor
Diskriptor
Skor
Diskriptor
1
2
3
4
5
6
Awal
1.      Memperhatikan apersepsi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4

2.      Menerima motivasi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4

3.      Menyimak skemata
5
1,2,3,4
4
1,2,3

4.      Memdengar danmemperhatikan penjelasan pembelajaran membedakan frase dan kata majemuk
5
1,2,3,4
4
1,2,3
Inti
1.      Menerima wacana
4
1,2,3
4
1,2,3

2.      Memperhatikan dan menganalisis wacana
4
1,2,3
4
1,2,3

3.      Bekerjasama membacakan wacana
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4

4.      Menemukan Frase dan kata majemuk
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4

5.      Memberi tanggapanterhadap wacana
4
1,2,3
4
1,2,3

6.      Menulis tanggapan di kertas
4
1,2,3
4
1,2,3

7.      Menerima tugas
4
1,2,3
4
1,2,3

8.      Mempersentasekan/hasil Pasangan
3
1,2
3
1,2

9.      Mengaerima tugas yang telah diberikan
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4

10.  Memberi tanggapan
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
Akhir
1.      Menerima umpa balik
4
1,2,3
4
1,2,3

2.      Mengerjakan latihan-   latihan yang belum   selesai dikerjakan
4
1,2,3
4
1,2,3

Jumlah
71

69


Berdasarkan hasil observasi kedua pengamat terhadap kegiatan siswa selama berlangsung proses Pembelajaran,  maka diperoleh skor persentase pengamat I adalah 83,52% dan skor pengamat II adalah 81,17%.Dengan demikian dapat skor persentase rata-rata adalah 82,34%.jadi keberhasilan proses pembelajaran terhadap kegiatan siswa pada pelaksanaan tindakan mencapai  taraf yang baik.
       Berdasarkan hasil perhitungan skor terhadap kegiatan guru dan siswa maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan peneliti dalam melakukan pembelajaran sudah baik,sesuai apa yang telah direncanakan.



d.Hasil wawancara
       Pelaksanaan wawancara dimaksudkan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran dan pemahaman meteri.Oleh karena itu pertanyaan dalam format wawancara berorientasikan pada proses berlangsungnya pembelajaran medel SQ3R, pengerjaan wacana dalam pasangan dan tes akhir tindakan.Wawancara dilakukan setelah akhir tindakan.kegiatan wawancara ini melibatkan 5 orang siswa  yang telah ditunjuk sebagai subjek wawancara oleh peneliti.
       Berikut ini dapat diperhatikan hasil jawaban wawancara salah satu siswa dalam penelitian ini,
1.        Siswa sangat senang belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2.        Siswa pernah mengalami kesulitan dalam membedakan frase dan kata majemuk.
3.        Siswa belum pernah belajar Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran SQ3R.
4.        Setelah belajar Bahasa Indonesia  model pembelajaran SQ3R,siswa senang  karena dapat menyimpulkan permasalahan dengan mudah.
5.        Setelah belajar Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran SQ3R,siswa dapat meningkatkan pemahaman pada materi membedakan frase dan kata majemuk.
6.        Dalam belajar Bahasa Indonesia terutama materi membedakan frase dan kata majemuk,menurut siswa sangat perlu diterapkan model pembelajaran bertanya,karena dapat meningkatkan persentase belajar.
       Berdasarkan hasil wawancara terlihat jelas bahwa tanggapan siswa terhadap model pembelajaran  SQ3R sangat baik, mereka sangat senang.Karena dengan pembelajaran tersebut mereka dapat bekerjasama dengan teman-teman dalam satu pasangandalam menyelesaikan suatu topik.Sehingga kesulitan yang dialami siswa dapat teratasi,siswa yang memiliki kemampuan dalam bidang tertentu dapat mengajarkan kepada temanya yang mengalami kesulitan.
       Sehubungan dengan pemahaman siswa terhadap materi membedakan frase dan kata majemuk yang diajarkan dengan model pembelajaran SQ3R,siswa menyatakan bahwa pembelajaran ini mudah dalam memahaminya.
e.Hasil Cacatan Lapangan
       Pelaksanaan cacatan lapangan dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal yang tidak terlibat dalam  observasi terhadap pembelajaran dan pemahaman materi.Oleh karena itu hal-hal tersebut berorientasikan pada proses berlangsungnya pembelajaran model pembelajaran SQ3R.
f. Analisis dan Reflaksi Tindakan I
a.Analisis
       Berdasarkan hasil tes,observasi, wawancara dan cacatan lapangan dengan subjek dan diskusi dengan pengamat pada pembelajaran tindakan I,maka diperoleh  analisis sebagai berikut:
1.        Kelas menjadi lebih hidup karena siswa mau berkerjasama dengan pasangan ,
sehingga bisa mempresentasikan di depan kelas dan bisa membuat kesimpuladari kegiatan mereka.
2.      Berdasarkan hasil  pengamat terhadap aktifitas guru (peneliti) sudah termasuk
kategori baik dan aktifitassiswa selama pembelajaran sudah tergolong baik.
3.      Berdasarkan hasil tes akhir tindakan I diperoleh data bahwa 30% siswa mendapat skor ≥ 65 sehingga kriteria keberhasilan belum tercapai.
4.      Berdasarkan hasil wawancara siswa dapat disimpulkan bahwa siswa senang dengan model pembelajaran SQ3R dan pemahaman siswa terhadap materi membedakan frase dan kata majemuk sudah meningkatkan
5.      Berdasarkan hasil cacatan lapangan tindakan dapat disimpulkan bahwa siswa masih ragu-ragu dalam proses belajar mengajar. Siswa belum berubah tingkahlakunya.

b. Refleksi
       Adapun hasil observasi yang dilaksanakan oleh kedua pengamat pada pelaksanaan tindakan  serta hasil tes yang diperoleh siswa pada tes akhir tindakan,dapat dijelaskan /dipahami bahwa pelaksanaan tindakan sudah dapat dikatakan sudah berhasil.Hasil pengamatan dan hasil tes pada pelaksanaan di atas yaitu:
1.      Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang guru pengamat terhadap kegiatan guru dan siswa menunjukkan bahwa pembelajaran telah berlansung dengan sangat baik.Adapun hasil yang dilakukan oleh pengamat I terhadap kegiatan guru diperoleh presentase rata-rata adalah 82,35% dan pengamat II adalah 82,35% .Sedangkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh pengamat I terhadap kegiatan siswa adalah 83,52% dan pengamat II adalah 81,17%.
2.      Berdasarkan hasiltes yang diukur melalui pelaksanaan tes akhir pada tindakan siklus I, siswa yang memperoleh skor ≥ 65 adalah sebanyak 7 orang,sehingga persentase nilai rata-rata adalah x10% =31,18%.
3.       Hasil observasi telah mencapai skor8%,sedangkandari kriteria hasil pelaksanaan tindakan telah berhasil 89%  siswa mendapat skor ≥ 65 yang diukur melalui pelaksanaan tes akhir.Hal ini tidak sesuai dengan kriteria keberhasilan yang dikemukakan oleh Usman ddk  (2008: 23) yaitu: ”pelaksanaan tindakan telah berhasil jika hasilobservasi telah mencapai skor ≥ 80%.Sedangkan hasil adalah jika ≥ 80%  siswa mencapai skor ≥ 65 pada tes akhir tindakan” .Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II telah berhasil dan tidak perlu lagi dilakukan pengulangan siklus.
       Berdasarkan analisis dan refleksi yang diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tindakan Ibelum berhasil dan siswa belum  memahami materi membedakan frase dan kata majemuk,sehingga perlu dilakukan siklus ke II.
3.Paparan Data Tindakan II
       Pembelajaran pada tindakan II adalah pada materi membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran SQ3R pada siswa kelas  1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron  Kabupaten Aceh Utara.  Adapun langkah –langkah perencanaanya:

a.Perencanaan Tindakan II
            Pada tahap ini pembelajaran direncanakan satu kali pertemuan dengan waktu 2 x 45 menit dengan model pembelajaran SQ3R,yang diikuti oleh 22 orang  siswa kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara. Kemudian peneliti menyusun rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa,pedoman wawancara.Pada pelaksanaan peneliti ini,bertindak sebagai guru,sedangkan pengamat berasal dari salah seorang guru mata pelajaran di sekolah tersebut dan teman sejawat yang merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan  Bahasa Indonesia.Pembelajaran dilakukan kepada seluruh siswa kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara.
b. Pelaksanaan Tindakan II
       Kegiatan ini dilaksanakan atas tiga tahap yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap akhir.Masing –masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
       Sesuai dengan rencana yang telah disusun,pelaksanaan tindakan pembelajaran berikut dengan pengajaran materi membedakan frase dan kata majemuk pembelajaran dilakukan pada seluruh siswa kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh utara yang dibagikan 11 pasangan.
       Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap awal,tahap inti dan tahap akhir.Dimana masing-masing diuraikan sebagai berikut:

1.      Kegiatan Awal
          Pada tahap awal pembelajaran guru membentuk pasangan yang anggota 4 orang secara heterogen. Kemudian guru memberika wacana sesuai dengan topik pembelajaran pada tahap ini waktu yang di butuhkan 10 menit.
2.Kegiatan Inti
          Pembelajaran dilakukan sesuai waktu yang direncakan. Pada tahap ini menyuruh siswa bekerjasama  saling membacakan dan menemukan frase dan kata majemuk dan memberi tanggapan terhadap wacana di tulis pada lembar kertas dan mempersentasikan/membacakan hasil pasangan pada tahap ini waktu yang dibutuhkan adalah 50 menit.
3     Kegitan Akhir
       Pada tahap ini guru memberi kesimpulan bersama dan menutup pelajaran tes dilaksanakan secara individual hasil tes dapat lihat melalui tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Skor Tes Tindakan  II Siswa Kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara.
No
Nama Siswa
Nis
Skor
Keterangan
1
Aris Munandar
1206
75
tuntas
2
Asyarul
1218
75
tuntas
3
Arazi
1141
75
tuntas
4
Khairul Nisah
1174
75
tuntas
5
Eka Yanti
1144
80
tuntas
6
Fadilah Turrahmi
1209
80
tuntas
7
Iskandar
1210
75
tuntas
8
Muhammad
1212
70
tuntas
9
Murdani
1211
75
tuntas
10
M. Juanda
1179
60
belum tuntas
11
Nopi Yanti
1150
80
tuntas
12
Nadia Rafika
1116
75
tuntas
13
Suryadi
1160
60
belum tuntas
14
Saryulis
1159
75
tuntas
15
Juliani
1116
80
tuntas
16
Tihajar
1118
80
tuntas
17
Rahmatillah
1149
80
tuntas
18
Zulfikra
1151
75
tuntas
19
Fikra
1158
70
tuntas
20
Zulfikri
1153
60
belum tuntas
21
Nida Huzria
1159
75
tuntas
22
Yulia Zahra
1160
90
tuntas

Jumlah

1670


Rata-rata

X=75


            Berdasarkan hasil tes akhir tindakan II bahwa 3 orang siswa mendapat nilai <  65 dan 19 orang siswa memperoleh skor ≥ 65.Jumlah persentase pada siklus II  X 100 =  x 100 =86,36%,  maka keberhasilan skor tes akhirtindakan mencapai 75%. Dengan demikiam sesuai kriteria hasil pelaksanaan pembelajaran, yaitu 75% siswa mendapat skor ≥ 65 maka  tindakan dikatakan berhasil.Sedangkan 3 siswa tersebut peneliti melakukan pendekatan dengan memberikan arahan dan bimbingan agar mereka lebih giat lagi untuk belajar,sehingga dapat mengejar ketinggalan dari materi yang diikuti siswa.
c. Hasil Observasi Tindakan II
            Hasil observasi yang diperoleh pada tindakan II terhadap materi membedakan frase dan kata majemuk dianalisis dengan menggunakan analisis persentase.Skor yang diperoleh masing-masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor.Selanjutnya dihitung persentase skor rata-rata dengan skor maksimal yang dikalikan 100%,yaitu:
Skor Persentase (SP) =     x100%
Kriteria taraf keberhasilan tindakan :
90% ≤ SP   ≤ 100%                            :Sangat Baik
80 % ≤SP ≤90%                                 :Baik
70% ≤SP ≤ 80%                                 :Cukup
60% ≤ SP ≤70%                                 :Kurang
0 % ≤ SP ≤ 60%                                 :Sangat Kurang


Tabel 4.6 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Materi Membedakan frase dan kata majemuk pada tindakan II
`
Tahap
Indikator
Pengamat I

Pengamat II
Skor
Diskriptor
Skor
Diskriptor
1
2
3
4
5
6
Awal
1.      Memperhatikan apersepsi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
2.      Menerima motivasi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
3.      Menyimak skemata
5
1,2,3,4
4
1,2,3
 4Mendengarkan dan memberikan penjelasan pembelajaran membedakan frase dan kata majemuk

5             5

1,2,3,4

4

1,2,3
Inti
1.      1. Memerima wacana
4
1,2,3
3
1,2
2.      memperhatikan dan menganalisis wacana

5

1,2,3,4

5

1,2,3
3.      Menyuruh bekerjasama membacakan wacana
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
4.      Meminta untuk menemukan frase dan kata majemuk
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
5.      Mengajurkan untuk memberi tanggapan terhadap wacana
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
6.      Meminta untuk menulis tanggapan di kertas
5
1,2,3
5
1,2,3
7.      Menerima tugas
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
8.      mempersentasikan/hasil pasangan

5

1,2,3,4

5

1,2,3,4
9.      Menerima tugas yang diberikan



5



1,2,3,4



5



1,2,3,4
10.  Memberi tanggapan menanggapi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
Akhir
1.      Memerima umpa balik
5
1,2.3’4
5
1,2,3,4

2.      Mengerjakan latihan –latihan yang belum selesai dikerjakan

5

1,2,3,4

5

1,2,3,4

Jumlah
79

78


            Berdasarkan observasi dua pengmat terhadap aktifitas guru,jumlah skor pengamat I adalah 79dan pengamat II adalah 78.Jadi persentase yang diperoleh pengamat I adalah 92,94%dan pengamat II adalah 91,76%.Dengan demikiam persentase skor rata-rata adalah92,35%.Berarti taraf keberhasilan aktifitas guru berdasarkan observasidua pengamat termasuk sangat baik.
            Sedangkan hasil observasi kedua pengamat terhadap kegiatan siswa akan disajikan pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Materi Membedakan frase dan kata majemuk pada tindakan II

Tahap
Indikator
Pengamat I

Pengamat II
Skor
Diskriptor
Skor
Diskriptor
1
2
3
4
5
6
Awal
1.      Memperhatikan apersepsi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
2.      Memerima motivasi
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
3.      Memyimak skemata
5
1,2,3
5
1,2,3,4
4.      Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan pembelajaran membedakan  pembelajaran membedakan frase dan kata majemuk

5

1,2,3,4

5

1,2,3,4
Inti
1.      Menerima wacana 
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
2.      Memperhatikan dan menganalisis wacana

4

1,2,3

5

1,2,3,4
3.      Bekerjasama  membacakan wacana
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
4.      Mememukan frase dan kata majemuk
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
5.      Memberi tanggapan terhadap wacana
4
1,2,3
4
1,2,3
6.      Menulis tanggapan di kertas
4
1,2,3
4
1,2,3
7.      Memerima tugas
4
1,2,3
4
1,2,3
8.      Menyuruh untuk mempersentasikan/hasil pasangan

5

1,2,3,4

5

1,2,3,4
9.      Menerimatugas yang diberikan



5



1,2,3,4



5



1,2,3,4
10.  Memberi tanggapan
5
1,2,3,4
5
1,2,3,4
Akhir
1 .Memberi umpan balik
5
1,2.3,4
5
1,2,3,4

2.      Mengerjakan latihan-latihan yang belum selesai dikerjakan

5

1,2,3,4

4

1,2,3

Jumlah
80

79


            Berdasarkan hasil observasi kedua pengamat terhadap kegiatan siswa selama berlangsung proses pembelajaran, maka diperoleh skor persentase pengamat I adalah94,11%.Dan skor persentase pengamat II adalah 92,94%. Dengan demikian didapat  persentase rata-rata adalah 93,52%. Jadi keberhasilan  proses pembelajaran terhadap kegiatan siswa pada pelaksanaan mencapai taraf sangat baik.
            Berdasarkan hasil perhitungan skor persentase terhadap kegiatan guru dan siswa maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan peneliti dalam melakukan Pembelajaran dan kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah sangat baik yaitu sesuai apa yang telah direncanakan

d.Hasil Wawancara
            Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dan pemahaman siswa terhadap materi.Oleh karena itu pertanyaan dalam format wawancara berkaitan dengan model pembelajaran SQ3R.Wawancara dilakukan setelah tes akhir tindakan.Kegiatan wawancara ini hanya melibatkan 5 orang siswa yang telah ditunjuk sebagai subjek wawancara.
            Berikut ini dapat diperhatikan hasil jawaban wawancara salah satu siswa dalam penelitian ini,
1.Siswa sangat senang belajar Bahasa Indonesia
2.Siswa pernah mengalami kesulitan dalam membedakan frase dan kata majemuk.
3.Siswa belum pernah belajar Bahasa Indonesia dengan  model pembelajaran SQ3R.
4.Setelah belajar Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran SQ3R,siswa senang karena dapat menyimpulkan permasalahan dengan mudah.
5. Setelah belajar Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran SQ3R,siswa dapat meningkatkan pemahaman pada materi membedakan frase dan kata majemuk.
6.Dalam belajar Bahasa Indonesia  terutama materi membedakan frase dan kata majemuk,menurut siswa sangat perlu diterapkan model pembelajaran bertanya,karena dapat meningkatkan prestasi belajar.
            Berdasarkan hasil wawancara terlihat jelas bahwa tangapan siswa terhadap pembelajaran SQ3R sangat baik,mereka sangat senang.Karena dengan pembelajaran tersebut mereka dapat bekerjasama  dengan teman-teman dalam satu pasangan dalam menyelesaikan suatu topik.Sehingga kesulitan yang dialami siswa dapat teratasi,siswa yang memiliki kemanpuan dalam bidang tertentu dapat mengajarkan kepada temannya yang mengalami kesulitan.
            Berdasarkan paparan di atas hasil wawancara dengan  siswa dapat disimpulkan bahwa siswa senang dengan model pembelajaran SQ3R. Karena dengan pembelajaran tersebut mereka dapat berkerjasama dan berdiskusi dengan teman–teman dalam satu pasangan untuk menyelesaikan soal-soal. Di samping itu, mereka juga dapat mengemukakan pendapat untuk dipecahkan bersama.Sehingga kesulitan yang dialami siswa dapat teratasi.
            Dengan model pembelajaran SQ3R siswa menyatakan bahwa mereka dapat dengan mudah memahami materi membedakan frase dan kata majemuk . Sedangkan tanggapan siswa tentang penggunaan model pembelajaran ke depan mereka menyatakan sangat menyukai digunakan model pembelajaran SQ3R, baik pelajaran Bahasa Indonesia maupun pelajaran lainya.

e.Hasil Cacatan Lapangan
            Pelaksanaan cacatan lapangan dimaksudkan untuk mengetahui hal-halyang tidak terlibat dalam observasi terhadap pembelajaran dan pemahaman materi.Oleh karena itu hal-hal tersebut berorientasikan pada proses berlangsungnya pembelajaran model pembelajaran SQ3R,tes akhir tindakan.



F. Analisis dan Refleksi Tindakan II
a.Analisis
            Berdasarkan hasil observasi,wawancara dengan subjek dan diskusi pengamat pada pembelajaran tindakan II,maka diperoleh analisis sebagai berikut:
1.Pada pelaksanaan tindakan II terlihat siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa saling membantu dalam menyelesaikan tugas pasangan, siswa tidak lagi malu dalam bertanya dan mengemukakan pendapat kepada teman, semua pasangan aktif dalam menyelesaika tugas, sehingga pembelajaran mengalami peningkatan.
2. Siswa telah dapat menciptakan suasana belajar dengan pasangan yang baik,mereka saling menghargai pendapat teman sehingga belajar dalam pasangan menjadi hidup.
3. Berdasarkan hasil pengamatan pengamat aktifitas peneliti dan siswa selama pembelajaran berlangsung sudah tergolong baik.
4. Berdasarkan hasil tes akhir tindakan II diperoleh data bahwa 85% siswa mendapat skor ≥ 65,sehingga kriteria keberhasilan dapat tercapai.
5.Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa para siswa senang dengan model pembelajaran SQ3R, yang diterapkan pada materi membedakan frase dan kata majemuk.
6.Berdasarkan hasil cacatan lapangan tindakan dapat disimpulkan bahwa siswa masih ragu-ragu dalam proses belajar mengajar. Siswa belum berubah tingkah lakunya.



b.  Refleksi
            Adapun hasil observasi yang dilaksanakan oleh kedua pengamat pada pelaksanaan tindakan serta hasil tes yang diperoleh siswa pada tes akhir tindakan,dapat dijelaskan /dipahami bahwa pelaksanaan tindakan sudah dapat dikatakan berhasil.Hasil pengamat dan hasiltes pada pelaksanaan  di atas yaitu:
1.      Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang guru pengamat terhadap kegiatan guru dan siswa menunjukkan bahwa pembelajaran telah berlangsung dengan sangat baik.Adapun hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh pengamat yang dilaksanakan oleh pengamat I terhadap kegiatan guru diperoleh presentase rata-rata adalah 92,94% dan pengamat II 9I,76%. Sedangkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh pengamat I terhadap kegiatan siswa adalah 94,94% dan pengamat II adalah 92,94%.
2.      Berdasarkan hasil tes yang diukur melalui pelaksanaan tes akhir pada tindakan siklus II,siswa yang memperoleh skor ≥ 65 adalah sebanyak19 orang,sehingga persentase nilai rata-rata adalah 19x100% =86,36%.
3.      Hasil observasi telah mencapai skor  ≥ 80%,sedangkan dari  kriteria hasil pelaksanaan tindakan telah berhasil 89%, siswa mendapat skor ≥ 65 yang diukur melalui pelaksanaan tes akhir. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria keberhasilan yang dikemukakan oleh Usman ddk (2008: 23) yaitu “pelaksanaan  tindakan dianggap berhasil jika hasil observasi telah mencapai skor ≥ 80%. Sedangkan kriteria hasil adalah  jika ≥ 80% siswa mencapai skor ≥ 65 pada tes akhir tindakan”.Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tindakan siklus II sudah berhasil dan siswa sudah dapat memahami materi membedakan frase dan kata majemuk,sehingga tidak perlu dilakukan siklus ke II.

g.Temuan Penelitian
a. Temuan tindakan I.
1.      Siswa merasa senang dengan model pembelajaran SQ3R yang diterapkan karena mereka bisa saling bertukar pikiran,saling bertanya dan saling berkerjasama.
2.      Siswa dapat memahami materi membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran SQ3R.
3.      Respon siswa terhadap pembelajaran pada materi membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran SQ3R sudah baik.Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara.
4.      Antusiasme siswa serta keaktifan mereka dalam mengikuti serangkaian proses pembelajaran khususnya dalam belajar berpasangan sangat baik.

b.Temuan tindakan II.
1.      Respon siswa terhadap pembelajaran pada materi membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran SQ3R sangat baik.Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh 2 orang pengamat.
2.      Kemanpuan siswa dalam memahami materi membedakan frase dan kata majemuk sudah ada peningkatan.
3.      Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran materi membedakan frase dan kata majemuk.
4.      Kerjasama siswa dalam mengerjakan soal-soal dalam pasangan semakin kompak dan hasil kerjanya pun sudah terlihat baik.
c.Temuan Umum Penelitian.
1.      Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran materi membedakan frase dan kata majemuk yang dilakukan dengan model pembelajaran SQ3R.
2.      Siswa senang dengan model pembelajaran SQ3R yang diterapkan olehguru dalam pembelajaran materi menggunakan karena mereka bisa saling bertukar pikiran,saling bertanya dan berkerjasama.
3.      Siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar materi membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran SQ3R.
4.      Aktifitas guru dan siswa selama pembelajaran sudah tergolong sangat baik.

4.2 Pembahasan
            Berdasarkan uraian dari hasil penelitian mulai dari pelaksanaan tindakan siklus I yang meliputi  observasi, wawancara dan cacatan lapangan .Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran SQ3R di kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara pada materi membedakan  frase dan kata majemuk dapat meningkatkankeaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.Dimana hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat I terhadap aktifitas guru diperoleh persentase adalah 82,35% dan pengamat II diperoleh 82,35%.Observasi yang dilakukan  pengamat I terhadap aktifitas siswa diperoleh  persentase adalah 83,52% dan pengamat II diperoleh persentase aran adalah 81,17%.Tetapih ditinjau dari segi hasil pembelajaran  pada tindakan  siklus 1  belum berhasil.Hal ini karena siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 adalah sebanyak 7 orang,sehingga persentase nilai rata-rata  siswa adalah 31,81%.Sehingga perlu dilakukan pengulangan siklus.
            Hasil  pelaksanaan tindakan siklus IIyang meliputi observasi,wawancara dan cacatan lapangan.Hasil observasi menunjukkan bahwa  pembelajaran dengan model pembelajaran SQ3R  pada siswa kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara pada materi membedakan frase dan kata majemuk dapat meningkatkan   keaktifan siswa dalam melaksanakan  kegiatan belajar mengajar.Dimana hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat I terhadap aktifitas guru diperoleh persentase adalah 92,94% dan pengamat II diperoleh persentase 91,76%. Observasi yang dilakukan pengamat I terhadap aktifitas siswa diperoleh persentase adalah 94,II%. Dan Pengamat II diperoleh persentase adalah  92,94%. Selanjutnya ditinjau dari hasil pelaksanaan tes akhir pada pelaksanaan  tindakan siklus II terlihat bahwa siswa yang mendapat skor ≥ 65 adalah sebanyak 19 orang, sehingga persentase nilai rata-rata siswa adalah 86,36% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 65 telah mencapai ≥ 80.
            Sementara itu,hasil wawancara dengan siswa kelas 1X/1 SMP Negeri 2 Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara yang merupakan responden dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa di sekolah tersebut menyukai pelaksanaan kegiatan belajar dengan model pembelajaran karena denga model pembelajaran tersebut akan meningkatkan kemampuan membedakan frase dan kata majemuk. Selain itu  menurut merekabelajar dengan model pembelajaran SQ3R akan memudahkan mereka dalam memahami materi yang disajikan melalui kerja sama yang dilakukan dengan sesama anggota kelompok.
            Dengan demikian, bahwa pembelajaran model SQ3R merupakan salah satu alternatif penting yang diterapkan oleh guru dalam pelajaran  di sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi membedakan frase dan kata majemuk.
            Dari hasil wawancara dan pengamatan serta hasil kerja siswa terlihat bahwa subjek penelitian senang dengan belajar Bahasa Indonesia secara berpasangan, serta dapat menghilangkan kesulitan dalam belajar Bahasa Indonesia secara berpasangan. Peneliti mendapatkan hasil tes akhir tindakan I dan pada tes akhir tindakan II semuanya mampu dikerjakan dengan benar. Sebelum dilakukan tidakan siswa kesulitan dalam belajar Bahasa Indonesia penyebabnya adalah karena kurangnya kesiapan siswa untuk mempelajari bidang studi tersebut.
            Akan tetapih hal tersebut dapat teratasi dengan baikkarena siswa telah memahami konsep-konsep Bahasa Indonesi dengan baik melalui pengajaran yang dimulai dari konkret ke abstrak. Oleh karena itu guru hendaknya merancang tiga tahapan belajar, yaitu konkrek, reprentasional,dan abstrak. Pada tahap konkret siswa memanipulasi berbagai objek nyata dalam belajar ketrampilan. Sebagai contoh, pada tahap konkret siswa harus melihat. Pada tahap represetasoinal, suatu gambar dapat mewakili objek nyata dan pada tahap abstrak, angka akhirnya menggatikan gambar atua symbol grafiks.
            Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam materi membedakan  frase dankata majemuk  dapat dilakukan dengan model pembelajaran SQ3R, dimana siswa belajar secara berpasangan sehingga berbagai masalah dapat dipecahkan bersama dan untuk dimengerti bersama , semua anggota pasangan dapat berbagi pengalaman tentang materi yang dibahas.








BAB V
PENUTUP
            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti paparkan  pada bab-bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan.
5.1 Simpulan
1.      Sebelum peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran  SQ3R terlebih dahulu peneliti memberikan tes awal dengan alokasi waktu 40 menit, tes awal ini bertujuan  untuk mengetahui prasyarat  yang dimiliki siswa  kelas 1X/1  SMP Negeri 2 Syamtalira Aron  Kabupaten Aceh Utara  dan setelah hasil kerja siswa  diperiksa nilai rata-rata masih rendah.
2.      Berdasarkan hasil tes awal peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berkaitan dengan pelaksanaan tindakan peneliti lakukan, maka diputuskan untuk melaksanakan pembelajaran  membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran SQ3R, setelah pembelajaran dilalui kemudian peneliti melaksanakan tindakan siklus I. Hasil yang diperoleh siklus I mengalami peningkatan, dan dinyatakan belum berhasil karena nilai tidak mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.
3.      Dengan berpedoman pada hasil tes  yang dilakukan pada siklus I maka perlu diadakan perulangan siklus selanjutnya, yaitu siklus II. Adapun hasil tes akhir yang diperoleh siswa pada siklus I adalah siswa yang mendapat nilai  adalah7 orangatau 30%. Dengan demikian pelaksanaan siklus I belum berhasil.
4.      Pelaksanaan siklus I menunjukkan belum adanya peningkatan aktifitas guru dan siswa. Hasil pengamatan kegitan siswa oleh pengamat I memperoleh skor 82,35%, pengamat II 82,35%, sehingga persentase rata-rata menjadi 82,35%. Selanjutnya hasil pengamatan kegiatan siswa oleh pengamat I memperoleh skor 83,52%, dan pengamat II memperoleh skor juga 81,17%, sehingga persentase rata-rata  menjadi 82,34%. Sedangkan hasil tes akhir tindakan siklus I menunjukkan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 adalah 7 orang atau 31,18%.
5.      Pelaksanaan siklus II menunjukkan adanya peningkatan aktifitas guru dan siswa. Hasil pengamatan kegiatan guru oleh pengamat I memperoleh skor 92,94%, pengamat II 91,76%, sehingga presentase rata-rata menjadi 92,35%. Selanjutnya hasil pengamatan kegiatan siswa oleh pengamat I memperoleh skor 94,11%, dan pengamat IImemperoleh skor juga 92,94%, sehingga presentase rata-rata mejadi 93,52%. Sedangkan hasil tes akhir tindakan siklu II menunjukkan siswa memperoleh nilai ≥ 65 adalah 19 orang atau 86,36 %.
6.      Pelaksanaan tes awal prasyarat tanpa melaksanakan pembelajaran membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran SQ3R dengan tes tidakan siklus I dan II mengalami peningkatan.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan uraian di atas saran yang dapat peneliti paparakan pada bagian ini adalah sebagai berikut:
    1)  Hendaknya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan sastra indonesia pembelajaran membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran SQ3R, metode tersebut sangat tepat untuk pembelajaran membedakan frase dan kata majemuk.
2)      Hendaknya guru mata pelajaran yang lain dapat menerapkan metode pembelajaran membedakan frase dan kata majemuk dengan model pembelajaran SQ3R pada materi yang sesuai agar hasil pembelajaran meningkatkan, karena metode ini dapat menciptakan suasana belajar lebih hidup, siswa merasa senang, bersemangat, aktif, dan lebih mandiri dalam mengerjakan tugasnya.
3)      Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran SQ3R membutuhkan waktu yang agak relatif lama. Oleh sebab itu kepada guru yang ingin menggunakan model pembelajaran ini diharapkan dapat memanfaatkan waktu.
4)      Hendaknya guru dapat lebih tampil dalam memilih metode-metode yang lain dan dapat menerapkannya sesuai dengan materi yang akan diajarkan.








No comments:

Post a Comment