BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan/konsepsi adalah sebagai pertemuan antara
sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan
rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi
(pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus
(Kusmiyati,2008)
2. Fisiologi Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi, terjadi migrasi spermatozoa dan
ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi di aterm
(Wiknjosastro, 2005).
3. Tanda Dan Gejala Kehamilan.
a. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
Tanda yang tidak pasti (probable signs)/Tanda-tanda mungkin kehamilan adalah sebagai
berikut :
1) Amenorhea
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh
terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress,
obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid.
2) Mual dan
muntah
Mual dan
muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang
berkepanjangan. Dalam kedokteran sering
dikenal Morning sickness karena munculnya sering kali pagi hari. Mual dan
muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi
penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu diberi
makanan-makanan yang ringan, mudah dicerna dan jangan lupa menerangkan bahwa
keadaan ini masih dalam batas normal orang hamil, bila berlebihan dapat pula
diberikan obat-obat anti muntah.
3) Mastodinia
Mastodinia
adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar.
Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh
estrogen dan progesterone.
4) Quickening
Quickening
adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari oleh wanita pada
kehamilan 18-20 minggu.
5) Keluhan
Kencing
Frekuensi
kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus
yang membesar dan tarikan oleh uterus ke cranial.
6) Konstipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat
juga karena perubahan pola makan.
7) Perubahan
Berat Badan
Pada Kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat
badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya
berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm.
8) Perubahan
temperature basal
Kenaikan
temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda telah terjadinya
kehamilan.
9) Perubahan
warna kulit
Perubahan
ini antara lain chloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,
punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna
kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola dan
putting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh Stimulasi MSH (melanocyte Stimulating hormone). Pada kulit
daerah abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang disebut strie
gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan parut. Diduga ini terjadi
karena pengaruh adrenokortikosteroid.
Kadang-kadang timbul pula teleangiektasis karena pengaruh estrogen tinggi.
10) Perubahan
payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan PHL, payudara mensekresi kolustrum, biasanya
setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.
11) Perubahan
pada uterus
Uterus
mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi. Uterus berubah menjadi
lunak, bentuknya globular. Teraba balotement, tanda ini muncul pada minggu ke
16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup
banyak. Balotemen adalah tanda ada benda terapung / melayang dalam cairan.
Sebagai diagnosis banding adalah asites yang disertai dengan kista ovarium,
mioma uteri dan sebagainya.
12) Tanda
Piskacek’s
Terjadinya
pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan implantasi
plasenta.
13) Perubahan-perubahan
pada serviks
a)
Tanda hegar
Tanda ini
berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah tersebut pada
penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah di fleksikan. Dapat
diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu
ke-6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
b)
Tanda Goodell’s
Diketahui
melalui pemeriksaan bimanual. Serviks teraba lebih lunak. Penggunaan
kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.
c)
Tanda Chadwick
Dinding vagina mengalami
kongesti, warna kebiru-biruan.
d)
Tanda Mc Donald
Fundus
uteri dan serviks bida dengan mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung
pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
e)
Terjadinya pembesaran abdomen
Pembesaran
perut menjadi nyata setelah minggu ke-16, karena pada saat itu uterus telah
keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
f)
Kontraksi uterus
Tanda ini
muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai
rasa sakit.
g)
Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasil
positif, dimana kemungkinan positif palsu.
b. Tanda Pasti Kehamilan
Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan keberadaan
janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan
yang lain.
1. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18.
Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ
dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi
pada janin bisa juga mengidentifikasikan bunyi-bunyi yang lain, seperti :
bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.
2. Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya
menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas
setelah minggu 24.
3. Perubahan-perubahan Fisiologis Kehamilan
1. Minggu ke-4 / bulan ke-I.
a. Ibu terlambat mentruasi.
b. Payudara menjadi nyeri dan membesar.
c. Kelelahan yang kronis (menetap).
d. Sering kencing mulai terjadi dan
berlangsung selama 3 bulan berikut.
e. Serum 9 hari setelah
konsepsi.
2. Minggu ke-8 / bulan ke-2.
a. Mual dan muntah (morning sickness)
mungkin terjadi sampai usia kehamilan 12 minggu.
b. Uterus berubah dari bentuk pear menjadi
globular.
c. Tanda-tanda hegar dan goodell muncul.
d. Ibu mungkin terkejut / senang dengan
kehamilannya.
e. Penambahan BB belum terlihat nyata.
3. Minggu ke-12 / bulan ke-3.
a. Tanda Chadwick muncul.
b. Uterus naik diatas simpisis pubis.
c. Kontraksi Braxton hicks mulai dan
mungkin terus berlangsung selama kehamilan.
d. Potensial untuk infeksi saluran kencing
meningkat dan ada selama kehamilan.
e. Kenaikan BB sekitar 1-2 kg selama
trimester pertama.
f. Plasenta sekarang berfungsi penuh dan
memproduksi hormon.
4. Minggu ke-16 / bulan ke-4.
a. Fundus berada ditengah antara simpisis
dan pusat.
b. Berat ibu bertambah 0,4 - 0,5 kg
perminggu selama sisa kehamilan.
c. Diameter biparietal dapat diukur dengan
ultrasound.
d. Sekresi
vagina meningkat (tetapi normal jika tidak gatal, iritasi dan berbau busuk).
f. Tekanan pada kandung kemih dan sering
kencing berkurang.
5. minggu ke-20 / bulan ke-5.
a. Fundus mencapai pusat.
b. Payudara memulai sekresi kolostrum.
c. Kantung ketuban menampung 400 ml
cairan.
d. Rasa akan pingsan dan pusing mungkin terjadi terutama jika
posisi berubah secara mendadak.
e. Varises pembuluh darah mungkin mulai
terjadi.
f. Areola bertambah gelap.
g. Hidung tersumbat mungkin terjadi.
h. Kram kaki mungkin ada.
i. konstipasi mungkin dialami.
6. Minggu ke-24 / bulan ke-6.
a. Fundus diatas pusat.
b. Sakit punggung dan kram pada kaki mungkin mulai terjadi.
c. Perubahan kulit bisa berupa striae
gravidarum, chloasma, linea nigra dan jerawat.
d. Mimisan dapat terjadi.
e. Mungkin mengalami gatal-gatal pada
abdomen karena uterus membesar dan kulit meregang.
7. Minggu ke-28 / bulan ke-7.
a. Fundus berada dipertengahan antara
pusat dan xiphoid.
b. Hemorrhoids mungkin terjadi.
c. Pernafasan dada mengantikan pernafasan
perut.
d. Garis bentuk janin dapat dipalpasi.
e. Mungkin lelah menjalani kehamilan dan
ingin sekali menjadi ibu.
f. Rasa panas dalam perut mungkin mulai
terasa.
8. Minggu ke-32 / bulan ke-8.
a. Fundus mencapai prosesus xiphoid.
b. Payudara penuh dan nyeri ditekan.
c. Sering kencing mungkin kembali terjadi.
d. Kaki bengkak.
e. Sulit tidur mungkin terjadi.
f. Mungkin juga mengalami dyspnea.
9. Minggu ke-38 / bulan ke-9.
a. Penurunan bayi kedalam pelvik/panggul
ibu (lightening).
b. Plasenta setebal hampir 4x waktu usia
kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5 - 0,6 kg.
c. Ibu ingin sekali melahirkan bayi,
mungkin mempunyai energi final yang meluap.
f. Sakit punggung dan sering kencing
meningkat.
g. Braxtonhick meningkat karena serviks
dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.
4. Perubahan-perubahan
Psikologis Yang Terjadi Selama Trimester ketiga
Trimester ketiga sering kali
disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya. Gerakan dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya
akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu sering kali merasa
khawatir atau takut kalau-kalau bayi akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakan
ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda
apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh
dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester
inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga adalah saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai
menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya (apakah laki-laki atau perempuan)
dan akan mirip siapa, bahkan mereka mungkin juga sudah memilih sebuah nama
untuk bayinya.
5. Masalah-masalah Yang Terjadi selama
Kehamilan.
1) Sering Buang Air Kecil
Keadaan ini berlangsung dalam dua
periode, periode hamil muda dan periode hamil tua. Setelah usia kehamilan 12
minggu, rahim sudah mulai berada dua jari di atas rongga panggul, sudah masuk
ke rongga perut. Pada saat itu rahim akan menekan kandung kemih. Tak heran, ibu
lebih sering ingin buang air kecil. Hal ini akan berlangsung dari usia
kehamilan 12 hingga 16 minggu.
Pada hamil tua, sering kecing
disebabkan karena kepala janin sudah masuk ke rongga panggul. Biasanya mulai ada penurunan kepala janin dari usia
kehamilan 34 minggu hingga 37 minggu.
2)
Perut
Membesar
Disebabkan
adanya pertumbuhan janin. Pada kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim sejajar
dengan pusar (umbilicus). Kebanyakan wanita mulai tampak pembesaran perutnya
pada kehamilan 16 minggu. Jika ibu teratur kontrol ke dokter, bisa diketahui
apakah perkembangan janin sesuai dengan usia kehamilan, apakah hamil kembar
atau adakah gangguan dengan perkembangan janin.
3) Sakit Perut Bagian Bawah
Perut
terasa kencang seperti mau BAB, atau merasa sakit pada perut bagian bawah. Akan
dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 16-18 minggu akibat kontraksi.
Sebenarnya usia kehamilan 12 minggu janin sudah mulai berkontraksi, tapi belum
dirasakan ibu karena ukuran rahim masih kecil. Gerakan janin lebih jelas
dirasakan pada usia kehamilan 24 minggu. Setiap kali janin bergerak maka rahim
akan mengencang yang disebut kontraksi Braxton Hicks, menandakan adanya
rangsangan dari janin terhadap rahim. Sebaliknya, jika kehamilan terjadi di
luar rahim, ibu tidak merasakan adanya kontraksi janin dalam rahim.
4) Payudara Kencang dan Membesar
Dipengaruhi
oleh peningkatan hormon saat hamil yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah
dan memberi nutrisi pada jaringan payudara. Perubahan ini akan dirasakan
setelah usia kehamilan 3 bulan. Puting dan sekitarnya akan semakin berwarna
gelap dan besar, serta ada bintik-bintik kecil yang timbul di sekitar putting,
itu disebut kelenjar kulit.
5) Kaki dan Tangan Membengkak
Tidak
dialami oleh semua ibu hamil. Tapi, kaki membengkak itu wajar asalkan tekanan
darah pada ibu ada pada batas normal. Hal ini diakibatkan oleh perubahan volume
darah yang otomatis akan bertambah dua kali lipat untuk memenuhi kebutuhan
janin sehingga beban jantung bertambah berat. Makanya, ibu hamil tidak boleh
berdiri atau duduk terlalu lama. Dikhawatirkan cairan darah akan menurun ke
bawah oleh gaya
gravitasi atau terjadi retensi cairan (penumpukan cairan yang berlebihan).
Biasanya
pembengkakan mulai timbul saat usia kehamilan 24 minggu, tapi rata-rata terjadi
pada 28 atau 32 minggu usia kehamilan. Tapi, ingat! Harus diwaspadai apakah
kaki dan tangan membengkak masih dalam batas wajar atau sebaliknya, terjadi
keracunan kehamilan (preeklampsia).
6) Lebih sensitive
Kondisi
seperti ini biasanya tergantung dari kesiapan ibu untuk hamil. Kadang-kadang ibu jadi pemarah, malas dandan atau malas
beraktivitas, juga cenderung sensitif. Perubahan perilaku ibu ini disebabkan
karena produksi hormon progesteron dan estrogen yang cenderung naik turun.
7) Sulit berkonsentrasi
Beberapa
ibu hamil akan menjadi pelupa atau sulit berkonsentrasi selama kehamilannya.
Tubuh ibu terus bekerja secara berlebihan untuk perkembangan janin sehingga
menimbulkan blok dalam pikiran ibu. Tapi, tak usah khawatir dan terpengaruh
akan hal ini, buatlah catatan kecil untuk membantu Anda dalam mengingat segala
sesuatunya yang berkaitan dengan kepentingan Anda. Sedapat mungkin luangkan
waktu untuk beristirahat.
8) Perubahan Kulit
Saat
hamil sering kali timbul melasma seperti flek kehitaman di wajah, di
lipatan-lipatan tubuh seperti ketiak dan leher, bahkan timbul garis tengah dan
memanjang pada permukaan kulit perut. Kemungkinan
hal ini dipengaruhi oleh perubahan hormon serta kebersihan kulit. Kulit sekitar
perut juga mengalami peregangan atau striae gravidarum. Pada beberapa wanita
hamil terjadi lebih cepat atau tidak sama sekali, tergantung elastisitas
permukaan kulitnya. Jika digaruk bisa berakibat luka hingga ke daerah dermis
(lapisan kulit bagian dalam) sehingga bekas luka akan lebih sulit hilang.
Sangat dianjurkan agar ibu banyak
mengkonsumsi makanan yang berserat seperti buah dan sayuran, dan perbanyak
minum air putih 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Bisa juga menjaga
kelembapan kulit dengan mengoleskan minyak zaitun. Sementara itu, tetaplah
menjaga kebersihan kulit, terutama pada daerah lipatan seperti ketiak atau
leher karena daerah tersebut lebih banyak mengeluarkan keringat.
9)
Pertumbuhan
Rambut dan Kuku
Perubahan
hormonal menyebabkan kuku akan tumbuh lebih kuat dan rambut akan tumbuh lebih
banyak. Bahkan rambut bisa tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan seperti
wajah atau perut. Tapi tak usah khawatir
Perubahan ini akan hilang dengan sendirinya setelah bayi Anda lahir.
6. Tanda-Tanda bahaya pada Kehamilan.
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan
diantisipasi dalam kehamilan lanjut adalah :
a. Pendarahan pervaginam
1). Batasan
Pendarahan antepartum/pendarahan
pada kehamilan lanjut adalah pendarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan
sampai bayi dilahirkan.
Pada kehamilan lanjut, pendarahan yang tidak normal adalah merah,
banyak, dan kadang-kadang tapi tidak selalu,disertai dengan rasa nyeri.
2). Jenis-jenis pendarahan antepartum
a) Plasenta previa
Adalah
plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium
uteri internum.
b) Solusio plasenta (Abruptio Plasenta)
Adalah
lepasnya plasenta sebelum waktunya.
c) Gangguan
pembekuan darah
Koagulopati
dapat menjadi penyebab dan akibat pendarahan yang hebat.
b. Sakit kepala yang hebat
1). Batasan
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala
dari pre eklamsia
2). Deteksi dini
Pengumpulan data :
Tanyakan pada ibu apakah ia mengalami edema pada muka/tangan atau masalah
visual.
3). Pemeriksaan
a). Periksa TD,
Protein urine, refleks dan edema/bengkak
b). Periksa suhu, jika
tinggi, pikirkan untuk melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya
parasit malaria.
c. Penglihatan kabur
1). Batasan
Masalah
: Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur Karena pengaruh hormonal,
ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan
(minor) adalah normal.
2). Tanda dan gejala
a). Masalah visual yang
mengindikasikan keadaan yang mengancam adalah perubahan visual yang mendadak
b) Perubahan penglihatan ini mungkin di sertai
sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre-eklamsia.
3). Deteksi dini
Pemeriksaan data : Periksa TD, Protein urine, refleks
dan edema.
d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
1). Gejala dan tanda
Bengkak
biasa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang setelah istirahat, dan di sertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini
biasa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.
2). Deteksi dini
a). Pengumpulan data
Tanyakan
pada ibu apakah ia mengalami sakit kepala atau masalah visual
b). Pemeriksaan
(1). Periksa
adanya pembengkakan
(2). Ukur TD dan protein urine ibu
(3). Periksa Haemoglobin ibu dan tanyakan tentang
tanda dan gejala lain dari anemia.
7. Antenatal care
Antenatal Care adalah suatu
program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu
hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan.
Tujuan
antenatal yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan
dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan
adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal
terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu
dan perinatal.
a. Tujuan
pelayanan Antenatal Care (ANC) yaitu :
b. Mempromosikan dan menjaga
kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan
diri, dan proses kelahiran bayi
c. Mendeteksi dan menatalaksanaan komplikasi
medis, bedah, atau obstetri selama kehamilan
d. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi
e. Membantu menyiapkan ibu
untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara
fisik, psikologis dan sosial.
2. Setiap wanita hamil menghadapi resiko
komplikasi yang biasa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil
memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :
a. 1 x kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14
minggu)
b. 1 x kunjungan selama trimester kedua (antara minggu
14-28)
c. 2 x kunjungan
selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36).
3. Standar 7 T
untuk pelayanan antenatal :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Ukur
tekanan darah
c. Ukur
tinggi fundus uteri
d. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap
e. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan
f. Test
terhadap PMS
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
4. Pada setiap kali kunjungan antenatal, perlu
didapatkan informasi yang sangat penting, yaitu :
a. Kunjungan trimester pertama
1. Membangun hubungan saling percaya antara petugas
kesehatan dan ibu hamil.
2. Mendeteksi
masalah dan menanganinya.
3. Melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekuranagn zat besi,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
4. Memulai kesiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
5. Mendorong prilaku yang sehat (gizi, latihan dan
kebersihan, istirahat, dan sebagainya).
b. Kunjungan
trimester kedua
Sama seperti diatas, ditambah
kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi (Tanya ibu tantang gejala-gejala
preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui
proteinuria).
c. Kunjungan
pada trimester ketiga
Sama seperti diatas. Ditambah palpasi abdominal
untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
d. Kunjungan
pada trimester ketiga
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
8. Ciri-ciri
Kehamilan Normal
a. Ibu sehat.
b. Tidak ada riwayat obstetric
buruk.
c.
Ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan.
d. Pemeriksaan
fisik dan laboratorium normal.
B Persalinan
1. Definisi persalinan
Persalinan adalah proses
dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dianggap normal joka prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah
37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (sumarah,2008).
2. Fisiologi Persalinan
a.
Pembagian persalinan menurut cara persalinan.
1).
Persalinan biasa (normal) disebut juga dengan persalinan spontan adalah
proses lahirnya bayi pada LBK dengan kekuatan ibu sendiri tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam.
2). Persalinan luar biasa atau abnormal adalah
persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut
dengan operasi Caesarea .
a. Pembagian persalinan menurut tua (Umur
Kehamilan)
1) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum
janin dapat hidup (viable) berat janin di bawah 1000 gram, tua kehamilan di
bawah 28 minggu. Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada
kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai.
2) Partus Imaturus adalah penghentian kehamilan sebelum
janin viable atau berat janin kurang dari 1000 gram atau kehamilan di bawah 28
minggu.
3) Persalinan prematurus adalah persalinan dari hasil
konsepsi pada kehamilan 26-36 minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berat
janin antara 1000-2500 gram.
4) Persalinan mature atau aterm (cukup bulan) adalah
persalinan pada kehamilan 37-40 minggu, janin mature, berat badan di atas 2500
gram.
5) Persalinan postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang
terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang di taksir.
6) Persalinan presipitatus adalah persalinan yang
berlangsung cepat mungkin di kamar mandi, di atas becak dan sebagainya.
7) Persalinan percobaan adalah suatu penilaian kemajuan
persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya Disproporsi
Sevalopelvik.
3.
Tanda-tanda Persalinan (APN, 2008)
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering
dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (blood show) yang lebih
banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam yaitu serviks mendatar dan
pembukaan telah ada.
4 Tahap- Tahap Dalam Persalinan (Sarwono,
2007)
a. Kala I persalinan adalah waktu untuk pembukaan serviks
sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Kala pembukaan dibagi atas 2
fase yaitu:
1) Fase laten adalah fase dimana pembukaan serviks
berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm dan berlangsung dalam 7-8 jam.
2) Fase aktif adalah fase dimana pembukaan servik
berlangsung sampai lengkap, berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase
:
a) Periode Akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4
cm.
b) Periode Dilatasi maksimal berlangsung 2 jam pembukaan
menjadi 9 cm.
c) Periode Deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
b. Kala II adalah kala pengeluaran janin, pada kala pengeluaran janin his terkoordinir kuat cepat
dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kala II pada primi adalah 1,5-2 jam, pada multi adalah ½-1 jam.
c. Kala III adalah waktu pelepasan dan pengeluaran uri.
Seluruh proses pengeluaran uri biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir.
d. Kala IV adalah
kala pengawasan yang dimulai dari lahirnya uri sampai 2 jam.
5. Mekanisme Turunya Kepala Janin (Hidayat,
2010)
a. Engagement
b. Turun
(Descent)
c. Fleksi
d. Fleksi
maksimal
e. Rotasi
maksimal
f. Ekstensi
g. Ekspulsi
kepala janin
h. Rotasi
ekternal.
C. Nifas
1.
Pengertian nifas
Masa nifas disebut juga
disebut post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,
disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan,
yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan(suherni, 2008).
Nifas ialah darah yang
keluar dari rahim disebabkan kelahiran, baik bersamaan dengan kelahiran itu,
sesudahnya atau sebelumnya ( 2 atau 3 hari) yang disertai dengan rasa sakit
(Erlina,2008).
2.
Periode nifas
Adapun periode masa nifas
(post partum/puerperium) yaitu
a. Puerperium dini : Masa kepulihan, yakni
saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan berjalan.
b. Puerperium
intermedial : Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira
antara 6-8 minggu.
c. Remot puerperium : Waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau
persalinan mempunyai komplikasi.
3. Frekuensi kunjungan masa nifas
Pemeriksaan atau kunjungan
masa nifas 4 kali yaitu :
a.
kunjungan Ke
I (6-8 jam setelah persalinan), yaitu :
1. Mengajarkan ibu cara memeriksa kontraksi
uterus
2. Pemberian ASI dini
3. Memberikan suntikan vitamin K.
4. Memberikan vitamin tambah darah.
5. Memberikan kapsul Vitamin A.
6. Menjelaskan tentang tanda-tanda
bahaya pada masa nifas.
7.
Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
8. Mengajarkan cara perawatan tali pusat.
9. Mengajarkan cara perawatan bayi sehari-hari.
b. Kunjungan Ke II (6 hari setelah persalinan), yaitu :
1. Memastikan pengecilan otot
rahim berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan
benar,
3. Memberitahukan tanda bahaya
pada ibu dan bayi seperti demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
4. Mengajarkan ibu cara perawatan bayinya.
c.
Kunjungan Ke III (2 minggu setelah persalinan)
1. Memastikan pengecilan otot
rahim berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2.
Memastikan ibu menyusui bayinya dengan benar,
3. Memberitahukan tanda bahaya pada ibu dan bayi seperti demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
4. Mengajarkan ibu cara perawatan bayinya.
d.
Kunjungan Ke IV (6 minggu setelah persalinan)
1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia
atau bayi alami.
2. memberikan
kenseling untuk KB secara dini.
4. Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Pada Masa Nifas (Bari, 2007)
a. Perubahan
Uterus
Terjadi
kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar. Ukuran uterus mengecil
kembali (setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi sekitar umbilicus, setelah 2
minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil).
Table 1.1 involusi uterus
Involusi
|
Tinggi
Fundus Uteri
|
Berat
Uterus
|
Bayi
lahir
|
Setinggi
Pusat
|
1000
gram
|
Uri
lahir
|
Dua
jari buah pusat
|
750
gram
|
Satu
Minggu
|
Pertengahan
pusat symphisis
|
500
gram
|
Dua
Minggu
|
Tak
teraba atas symphisis
|
350
gram
|
Enam
Minggu
|
Bertambah
kecil
|
50
gram
|
Delapan
Minggu
|
Sebesar
normal
|
30
gram
|
Disamping itu, dari cavum uteri keluar cairan secret disebut
lochia, yakni :
1) Lochia
rubra (cruenta) : ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua (deciduas) selama 2 hari pasca persalinan.
2) Lochia
sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca
persalinan.
3) Lochia serosa : berwama kuning dan
cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4) Lochia alba cairan putih yang
terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
5) Lochia purulenta : ini karena terjadi
infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6) Lochiotosis:
lochia tidak lancar keluarnnya.
b. Serviks uteri
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti
corong berwarna kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang tedapat
perlukaan kecil.
c. Rasa sakit, yang di sebut After pains, (meriam atau
mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca
persalinan, perlu di berika pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila
menganggu dapat di berikan obat
antisakit dan anti mules (Mochtar, 2002).
d. Vagina dan perenium.
1.
Sirkulasi
progesteron yang menurun akan mempengaruhi otot penggol, perineum, vagina dan
vulva.
2.
Penurunan
kadar estrogen memberi pengaruh terhadap penipisan mukosa vagina.
3.
rugea vagina
muncul kembali dalam waktu 6-8 minggu postpartum.
4. Perubahan sistem pencernaan.
a.
Setelah
plasenta lahir kadar progesteron menurun.
b.
Nafsu makan
meningkat.
c.
Obstipasi
dapat terjadi.
e. Sistem urinaria.
1 Tanda-tanda diuresis terjadi setelah 2-3 hari postpartum.
2 Fungsi renal meningkat.
3 Dinding visika urinaria oedema.
f. Perubahan tanda vital.
1. Suhu badan.
2. 24 jam pertama postpartum suhu badan meningkat sampai
dengan 380C karena kelelahan.
3. Setelah 24 jam suhu tubuh normal.
a. Nadi.
Bradikardi terjadi 6 jam sampai dengan 8 jam I
postpartum karena peningkatan cardiac out put dan stroke volume.
b. Tekanan darah.
1.
Kadang
berubah sedikit / tidak sama sekali.
2.
TD menurun
karena hipovolemia.
c. Respirasi.
Berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh dan nadi.
5.
Perubahan psikologis masa nifas(Suherni dkk, 2009)
a. Adaptasi
psikologi ibu
Masa nifas merupakan salah satu
fase yang memerlukan adaptasi psikologis. Ikatan antara ibu dan bayi yang sudah
lama terbentuk sebelum kelahiran akan semakin mendorong wanita untuk menjadi
ibu yang sebenarnya. lnilah pentingnya rawat gabung atau rooming in pada ibu
nifas agar ibu dapat Ieluasa melimpahkan segala kasih sayang kepada bayinya.
b.
Bonding attachment/ikatan kasih
Dimulai
sejak dini begitu bayi dilahirkan. Bonding adalah suatu istilah untuk
menerangkan hubungan antara ibu dan anak, sedangkan attachment adalah suatu
keterikatan antara orangtua dan anak. Menurut klasifikasi Rubin terdapat tiga
tingkat psikologis klien setelah melahirkan adalah :
1) Taking in
2) Taking hold
3) Letting go
c. Post
partum blues
Pada fase
ini terjadi perubahan kadar hormon esterogen dan progesteron yang menurun,
selain itu klien tidak siap dengan tugas-tugas yang harus dihadapinya. Post
partum blues biasanya terjadi 6 minggu setelah melahirkan. Gejala yang tampak
adalah menangis, mudah tersinggung, gangguan nafsu makan, gangguan pola tidur
dan cemas.
Bila
keadaan ini berlangsung lebih dari 2 minggu dan klien tidak mampu menyesuaikan
diri dengan tuntutan tugasnya maka keadaan ini dapat menjadi serius yang
dikenal sebagai post partum depresi.
6. Tanda-Tanda Bahaya pada Masa Nifas (Suherni dkk, 2009)
a. Perdarahan
banyak dari vagina.
b. Pengeluaran cairan
dari vagina yang baunya menusuk.
c. Rasa sakit dibagian
bawah abdomen atau punggung.
d. Sakit kepala yang
terus menerus, nyeri epigastrium atau ada gangguan penglihatan.
e. Pembengkakan di
wajah atau tangan.
f. Demam, muntah,
rasa sakit waktu BAK atau jika merasa tidak enak badan.
g. Payudara berubah
menjadi merah, panas dan terasa sakit.
h. Kehilangan nafsu
makan dalam waktu yang lama.
i. Merasa
sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri atau dirinya sendiri.
j. Merasa sangat letih
atau nafas terengah-engah.
1.
Penatalaksanaan
Masa Nifas (Suherni dkk, 2009)
a. Mendeteksi komplikasi dan perlunya perujukan.
b. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai
cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik
serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
c. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan
bayi.
d. Memulai dan mendorong pemberian ASI.
1) Adaptasi psikologi ibu
Menjadi orang tua merupakan suatu krisis tersendiri dan
harus melewati masa transisi. Masa transisi pada postpartum yang harus
diperhatikan perawat adalah :Honeymoon adalah fase setelah anak lahir dan
terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah dan anak. Masa ini dapat dikatakan
sebagai psikis honeymoon yang memerlukan hal-hal romantis, masing-masing saling
memperhatikan anaknya dan manciptakan hubungan yang baru.
2) Bonding
attachment/ikatan kasih
Dimulai sejak dini begitu bayi dilahirkan. Bonding adalah
suatu istilah untuk menerangkan hubungan antara ibu dan anak, sedangkan
attachment adalah suatu keterikatan antara orangtua dan anak. Peran perawat
penting sekali untuk memikirkan bagaimana hal tersebut dapat terlaksana.
Partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan ikatan kasih tersebut.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi baru lahir.
Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif
untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami
fase-fase sebagai berikut :
1. Fase
taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan.
Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.
Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada
dirinya sendiri. Ibu harus berulang kali menceritakan proses persalinan yang
dialaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu bicara tentang dirinya sendiri.
Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini seperi rasa mules, nyeri
pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin dialami,
seperti mudah tersinggung, menangis. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi
pasif terhadap lingkungannya. Pada fase ini petugas kesehatan harus menggunakan
pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik. Kehadiran
suami dan keluarga sangat diperlukan pada fase ini.
Gangguan psikolgis yang
mungkin dirasakan ibu adalah :
a.
Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang
diinginkan tentang bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis
rambut dan lain-lain.
b.
Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan
fisik yang dialami ibu misal rasa mules karena rahim berkontraksi untuk kembali
pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri luka jahitan.
c.
Rasa bersalah
karena belum bisa menyusui bayinya.
d.
Suami atau keluarga yang mengkritik ibu
tentang cara merawat bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan
merasa tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan hanya tnggung jawab
ibu semata.
2. Fase taking hold
Fase taking hold
yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya
dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sensitif hingga mudah tersinggung
dan mudah marah.
Dukungan moril sangat
diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu. Bagi petugas kesehatan pada
fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan
dan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas.
3.
Fase letting go.
Fase letting go yaitu periode
menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari
setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyusuaikan diri dengan ketergantungan
bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk
memenuhi kebutuhan bayinya.
Keinginan untuk merawat diri
dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam
menjalani peran barunya, ibu juga lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri
dan bayinya.
Dukungan suami dan keluarga
masih terus diperlukan ibu. Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi,
mengerjakan urusan rumah tangga sehingga ibu tidak terlalu terbebani. Ibu
memerlukan istirahat yang cukup sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus
untuk dapat merawat bayinya.
3) Post partum blues
Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita
dan momen yang sangat membahagiakan, tapi kadang harus menemui kenyataan bahwa
tak semua menggangap seperti itu karena ada juga wanita yang mengalami depresi
setelah melahirkan. Depresi sesudah melahirkan ini adalah gangguan psikologis
yang dalam bahasa kedokterannya adalah depresi
post partum atau baby blues atau post partum blues.
Post partum blues atau sering
juga disebut maternity blues atau sindroma ibu baru dimengerti sebagai suatu
sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah
persalinan ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Reaksi depresi/sedih/disforia
2. Sering menangis
3. Mudah tersinggung (iritabilitas)
4. Cemas
5. Labilitas perasaan
6. Cenderung menyalahkan diri sendiri
7. Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan
8. Kelelahan
9. Mudah sedih
10. Cepat marah
11. Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan cepat pula
gembira
12. Perasaan terjebak, marah kepada pasangan dan bayinya.
13. Perasaan bersalah
14. Sangat pelupa.
7.
Tanda-tanda bahaya atau komplikasi pada masa nifas.
a. Pendarahan pervaginam
Pendarahan pervaginam / Pendarahan
Post partum/ Post partum Hemorragi/Hemorargi Post partum/PHH adalah kehilangan
darah sebanyak 500 cc atau lebih dari traktus genetalia setelah melahirkan.
Hemoragi post partum terbagi atas 2 yaitu :
1) Hemoragi post partum
primer adalah mencakup semua kejadian pendarahan dalam 24 jam setelah
kelahiran.
2) Hemorhagi post partum
Sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah
kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.
b. Infeksi masa nifas
Infeksi masa nifas atau sepsis puerperalis adalah infeksi
pada traktus genetalia yang terjadi pada setiap saat antara awitan pecah
ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau
abortus dimana terdapat dua atau lebih dari hal-hal berikut:
a) Nyeri pelvik
b) Demam 38,5 0C atau lebih
c) pengeluaran dari
vagina yang abdormal.
d) pengeluaran dari vagina yang baunya menusuk
e) Keterlambatan dalam kecepatan penurunan uterus.
c. Kelainan
payudara
1. Bendungan air
susu
Selama 24 hingga 48 jam
pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi
menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini sering disebut bendungan air
susu dan sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai
dengan kenaikan suhu.
2. Mastitis
Mastitis adalah infeksi
yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus (saluran susu) hingga puting susu
pun mengalami sumbatan. Untuk menghambat terjadinya mastitis ini dianjurkan
untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang memiliki penyangga yang baik pada
bagian payudaranya.
g. Penatalaksanaan nifas
1. Mendeteksi komplikasi dan
perlunya perujukan.
2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara
ibu dan bayi.
4. Memulaidan mendorong pemberian ASI.
D. Bayi baru lahir
1. Defenisi
Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes, 2005).
2.
Perubahan fisiologis bayi baru lahir (Saifuddin, 2002)
a.
Gangguan
metabolisme kabohidrat.
b.
Gangguan
umum.
c.
Perubahan
sistem pernafasan.
d.
Perubahan
sistem sirkulasi
e.
Perubahan
lain seperti pencernaan, hati dan ginjal.
3. Tanda-tanda
bayi baru lahir normal (Saifuddin, 2002)
a. Kriteria fisik BBL normal :
1) Cukup bulan : Usia kehamilan 37 - 42 minggu.
2) Berat badan
lahir : 2500 - 4000 gr (sesuai masa kehamilan)
3) Panjang
badan : 44 - 53 cm
4) Lingkar
kepala : 31- 36 cm
5) Skort
Apgar : 7 – 10
6) Tanpa kelainan kongenital atau trauma persalinan
b. Kriteria neorologik BBL normal :
1) Frog position (fleksi ekstremitas atas dan bawah).
2) Refleks moro / kejutan (+), harus simetris.
3) Refleks hisap (+) pada sentuhan palatum molle.
4) Refleks menggenggam (+)
5) Refleks roting (+)
4.
Tanda-tanda bayi baru lahir tidak normal (Donna L Wong,
2003)
a. Usia kehamilan kurang atau lebih dari 36-42 minggu.
b. Berat badan lahir kurang dari 2500-4000 gr.
c. Tidak dapat bernafas teratur dan normal.
d. Organ fisik tidak lengkap dan tidak dapat berfungsi
dengan baik.
5.
Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir (M.Soleh Kosim,
2007)
a. Pernafasan :
sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
b. Kehangatan : terlalu panas (> 380C atau
terlalu dingin < 360C).
c. Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru
atau pucat, memar.
d. Pemberian makanan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan,
banyak muntah.
e. Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,
berdarah.
f. Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan
(nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
g. Aktivitas : menggigil , atau nangis tidak biasa, sangat
mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus,
tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
6. Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir (Saifuddin, 2002)
Pada pemeriksaan fisik bayi baru lahir hal yang perlu
diperhatikan yaitu telinga :membram tympani utuh atau tidak, hubungan letak. Mata
: adanya tanda-tanda infeksi, yakni pus. Hidung dan Mulut : periksa bibir dan
langitan, periksa adanya sumbing, refleks hisap, dinilai dengan mengamati bayi
saat menyusu badan. Leher : periksa pembengkakan dan gumpalan. Dada : periksa
bentuk dada, putting, bunyi jantung dan bunyi nafas. Bahu, lengan dan
tangan : lihat gerakan normal dan hitung jumlah jari. Sistem Saraf: lihat
Adanya refleks moro, lakukan rangsangan dengan suara keras, yaitu pemeriksa
bertepuk tangan. Perut : periksa bentuk, penonjolan sekitar tali pusat
pada saat menangis tonjolan, lembek (pada saat tidak menangis), perdarahan tali
pusat dan tonjolan. Kelamin laki-laki : periksa testis berada dalam skrotum,
penis berlubang dan pada ujung letak lubang ini. Kelamin Perempuan : periksa vagina berlubang,
uretra beriubang, labia minor dan labia mayor. Tungkai dan kaki : periksa
jumlah jari, tampak normal dan gerakan normal. Punggung dan anus : Periksa
apakah ada pembengkakan atau ada cekungan, ada anus dan apakah ada lubang.
Kulit : Periksa apakah verniks, kalau ada tidak perlu dibersihkan karena
menjaga kehangatan tubuh bayi, periksa warna, tanda-tanda lahir dan
pembengkakan atau bercak-bercak hitam.
7.
Penatalaksanaan bayi baru lahir
Menurut APN, (2007) asuhan
segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :
a. Pencegahan Infeksi
1) Cuci
tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi.
2) Pakai
sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
3) Pastikan
semua peralatan dan bahan yang digunakan, telah didesinfeksi tingkat tinggi
atau steril.
4) Pastikan
semua pakaian bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan,
pita pengukur, termometer, stetoskop.
b. Melakukan penilaian
1) Apakah
bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan.
2) Apakah
bayi bergerak dengan aktif atau lemas.
3) Jika
bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan
tindakan resusitasi bayi baru lahir.
c. Pencegahan
kehilangan panas
1) Keringkan bayi dengan
seksama
2) Selimuti bayi dengan
selimut atau kain bersih dan hangat.
3) Anjurkan
ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
4) Jangan
segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
d. Membebaskan Jalan Nafas nafas
1. Letakkan
bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
2. Gulung
sepotong kain dan letakkan di bawah bahu, Posisi kepala diatur lurus sedikit
tengadah ke belakang.
3. Bersihkan
hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kassa steril.
4. Tepuk
kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering.
5. Alat penghisap
lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen
dengan selangnya harus sudah ditempat.
6. Segera
lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
7.
Memantau dan mencatat usaha
bernapas yang pertama (Apgar Score).
Tabel 1.2 nilai APGAR :
Skor
|
0
|
1
|
2
|
A
: Appearence color (warna kulit)
|
Pucat
|
Badan merah, ekstremitas
biru
|
Seluruh tubuh
kemerah-merahan
|
P
: Pulse (heart rate) (frekuensi jantung)
|
Tidak ada
|
Di bawah 100
|
Di atas 100
|
G : Grimace
(reaksi terhadap rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan mimik
|
Menangis, batuk/bersin
|
A : Activity
(tonus Otot)
|
Lumpuh
|
Ekstrimitas dalam fleksi
sedikit
|
Gerakan aktif
|
R : Respiration
(usaha nafas)
|
Tidak ada
|
Lemah, tidak teratur
|
Menangis kuat
|
Sumber :
Matondang dkk, 2000 dalam Hidayat (2005)
e. Merawat tali pusat
1) Setelah plasenta dilahirkan
dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat
pada puntung tali pusat.
2) Celupkan tangan yang masih
menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan
darah dan sekresi tubuh lainnya.
3) Bilas
tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi.
4) Keringkan
tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
5) Ikat
ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat. Lakukan simpul kunci
atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
6) Lepaskan
klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%.
7) Selimuti
ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup dengan baik (Dep. Kes. RI, 2002).
f. Pencegahan infeksi
1)
Memberikan
vitamin K
Untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal, di beri
vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
2) Memberikan
obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam
pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin
1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
g.
Perawatan lain-lain
1) Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan
ke rumah, berikan imunisasi hepatitis B.
2) Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan
beritahu pada orang tua agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut,
jika ditemui tanda-tanda tersebut.
3) Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan
perawatan harian untuk bayi baru lahir :
a) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling
sedikit setiap 4 jam), mulai dari hari pertama.
b) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan
mengganti popok dan selimut sesuai keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan
dehidrasi). Apa saja yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
c) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
d) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan
jika perlu.
e) Jaga kemanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksi.
f) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu
kurang baik.
8.
Imunisasi
Imunisasi (Vaksinasi) adalah suatu proses pemberian zat imun/ vaksin
kedalam tubuh. Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit
(Bari, 2009).
Tabel 1.3 Jadwal Imunisasi
Vaksinasi
|
Jadwal pemberian-usia
|
Dosis pemberian
|
Imunisasi untuk melawan
|
Hepatitis B
|
Waktu lahir
|
0,5 ml secara IM
|
Penyakit kuning
|
BCG
|
Waktu lahir-1bulan |
0,05 ml secara intrakutan.
|
Tuberkulosis
|
DPT dan Polio
|
1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
|
DPT 0,5 ml secara IM. Polio di berikan 2 tetes per oral |
Dipteria, pertusis, tetanus, dan polio
|
campak
|
9 bulan
|
0,5 ml secara subkutan
|
Campak
|
E. Tinjuan Toeri Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Helen Varney 1997.
Varney 1997 menjelaskan bahwa
proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat
dan bidan pada awal tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode
dengan perorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis
dan menguntungkan baik bagi klien maupun
bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang
diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari
pemikiran dan tindakan saja melainkan juga perilaku pda setiap langkah agar
pelayanan comprehensive dan aman dapat tercapai.
Dengan demikian proses manajemen
harus mengikuti urutan yang logis dan memberi pengertian yang menyatukan pengetahuan,hasil temuan, dan
penelitian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada
manajemen klien.
Manajemen Varney
Proses manajemen terdiri dari
7 (tujuh) langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara
periodic. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang
diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan
menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan bias berubah sesuai dengan
kebutuhan klien.
Adapun langkah manajemen varney, yaitu :
a. Langkah I
Pengumpulan data dasar.
Yaitu dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, meninjau catatan terbaru dan sebelumnya dan
meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi.
b. Langkah II Interpretasi Data Dasar
Yaitu dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose
dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik.
c. Langkah III
Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Yaitu mengidentifikasi masalah
dan diagnose potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati kilen bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnose atau masalah ini benar-benar terjadi.
d. Langkah IV
Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera.
Pada langkah ini mencerminkan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan yaitu bukan hanya asuhan
kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan.
Beberapa data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan
tindakan segera, seperti konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
e. Langkah V Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
langkah-langkah sebelumnya.
f. Langkah
VI Pelaksanaan
Dilakukan asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan aman. Pelaksanaan ini biasa
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
g. Langkah
VII Evaluasi
Dilakukan
evaluasi keefektivan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi karena ada kemungkinan
bahwa sebagian rencana telah efektif sedang sebagian belum efektif.
No comments:
Post a Comment