Tuesday, April 5, 2016

puisi pergi memancing

# PERGI MEMANCING #

Pada hari minggu, rasanya aku tidak tahu harus kemana, sesudah habis pekerjaan aku duduk-duduk di depan rumah, tiba-tiba ada teman-temanku ia mengajakku untuk memancing, terus aku ikut memancing bersama mereka, tetapi aku tidak punya pancing aku meminta pada mereka rupanya di antara mereka ada yang mempunyai pancing lebih.
Sesudah itu aku dan tema-teman mencari udang untuk memancing lalu aku dan teman-teman pergi ke danau untuk memancing.
Sesudah disana aku mulai memancing pelemparan pertama aku mendapatkan ikan gabus, lalu aku memberikan umpanya lagi, pelemparan kedua sangat lama di tarik pancingnya tiba-tiba talinya di tarik lagi, lalu aku menariknya rupanya terlepas umpanya habis dimakan. Sesudah memancing aku dan teman-teman mengumpulkan ikan yang sudah dipancing lalu ikan itu kami panggang,sesudah di panggang kami memakan ikan yang sudah di panggang kami memakan dengan lahap.
Sore pun tiba aku dan teman-teman langsung pulang kerumah masing-masing cukup menyenangkan memancing besama teman-teman, tanpa teman kita gak bisa apa-apa.

@ Selesai  @


@ DI TABRAK SEPEDA MOTOR @

Hari begitu cerah, takbir pun berkumandang dimana-mana, itulah hari kemenangan yang ku tunggu-tungku dan umat islam sedunia.
Pada hari Raya Idul Fitri kedua, ku membeli petasan sama adekku, ketika ku pulang ku tabrak sepeda motor dan aku langsung di bawa ketempat kusuk.
Sedangkan pemilik sepeda motor diamankan dirumahku untuk  diminta keterangan. Sesudah sampai di tempat kusuk saya langsung di obati ku merintih kesakitan karena kaki ku patah, sedangkan adekku hanya luka di bagian tangan.
Pada waktu itu masih duduk  di kelas 3 SD, ku sempat tidak sekolah selama ± 3 bula, setiap hari aku harus ke tempat untuk di obati ayahku menghabiskan banyak uang untuk mengobati ku.
Pada saat itu ku tidak bisa merayakan hari kemenangan dengan sempurna, rasa sedihpun harus kuterima dengan lapang dada, mungkin Allah merencanakan lain di balik semua ini, walaupun begitu saya harus bersyukur karena sekarang kami sudah seperti anak-anak yang lain. Itulah pengalaman yang sangat menyedihkan dalam hidupku.







No comments:

Post a Comment